Gunung Talang. Dokumentasi/ Wikipedia
Solok: Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat dan wisatawan tidak mendekati atau bermalam di sekitar kawah Gunung Talang baik kawah selatan maupun kawah utama, dalam radius 500 meter.
Imbauan disampaikan menyusul gunung yang terletak di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ini mengalami rentetan gempa vulkanik yang terekam pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N, mengatakan meskipun aktivitas kegempaan telah menurun hingga pukul 15.00 WIB, masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi longsor di kawasan kawah selatan Gunung Talang.
Dari hasil pengamatan Pos Gunung Api Talang di Nagari Batu Bajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, tidak terpantau adanya perubahan signifikan pada kondisi kawah. Asap putih masih terlihat keluar setinggi 10–50 meter di atas puncak, dan tingkat aktivitas gunung tetap berada pada Level I (Normal).
"Sebagian besar gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik jauh. Namun, pada 9 Oktober 2025 tercatat 28 kali gempa volcano-tectonic (VT) dan swarm gempa VT sebanyak 14 kali dalam rentang tiga menit, antara pukul 23.01–23.04 WIB," kata Wafid dalam keterangan pers, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Wafid menambahkan selama tahun 2025 telah terjadi empat kali fenomena swarm VT, masing-masing pada 8 April, 25 Juli, 23 September, dan 9 Oktober. Dari analisis sebaran episenter, aktivitas swarm terakhir menunjukkan kluster gempa yang lebih dangkal dan terpusat di sekitar kawah, dibanding periode sebelumnya.
“Pemunculan gempa VT ini mengindikasikan adanya migrasi magma dari kantong dalam ke arah permukaan. Fenomena swarm VT merupakan sinyal ketidakstabilan vulkanik yang dalam beberapa kasus dapat mendahului erupsi,” jelasnya.
Badan Geologi memastikan akan terus memantau perkembangan Gunung Talang. “Tingkat aktivitas akan segera ditinjau kembali bila terdapat perubahan signifikan pada visual maupun kegempaan,” ujar Wafid.