Ketegangan di Timur Tengah Bikin Harga Minyak Melonjak 4%

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Ketegangan di Timur Tengah Bikin Harga Minyak Melonjak 4%

Eko Nordiansyah • 12 June 2025 08:47

Houston: Harga minyak naik lebih dari empat persen pada Rabu, 11 Juni 2025 ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan. Kenaikan ini setelah sumber mengatakan AS sedang bersiap untuk mengevakuasi kedutaan besarnya di Irak karena meningkatnya kekhawatiran keamanan di Timur Tengah. 

Dilansir dari Investing.com, Kamis, 12 Juni 2025, harga minyak mentah Brent ditutup naik USD2,90 atau 4,34 persen menjadi USD69,77 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD3,17 atau 4,88 persen menjadi USD68,15. Baik Brent maupun WTI mencapai harga tertinggi sejak awal April.

Para pedagang yang terkejut membeli harga minyak mentah berjangka setelah ada laporan AS tengah bersiap untuk mengevakuasi kedutaan besarnya di Irak, produsen minyak mentah nomor 2 OPEC setelah Arab Saudi. Seorang pejabat AS mengatakan tanggungan militer juga dapat meninggalkan Bahrain.

"Pasar tidak memperkirakan adanya risiko geopolitik yang besar ini," kata analis di Price Futures Group Phil Flynn.
 

Baca juga: 

Wall Street Anjlok



(Ilustrasi. Foto: Dok ICDX)

Perundingan nuklir AS dan Iran

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh mengatakan Teheran akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di kawasan tersebut jika perundingan nuklir gagal dan terjadi konflik dengan Washington.

Trump kurang yakin Iran akan setuju untuk menghentikan pengayaan uranium dalam kesepakatan nuklir dengan Washington, menurut sebuah wawancara yang dirilis Rabu.

Ketegangan yang terus berlanjut dengan Iran berarti pasokan minyaknya kemungkinan akan tetap dibatasi oleh sanksi.

Pasokan masih akan meningkat, karena OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 411 ribu barel per hari pada Juli karena ingin mengakhiri pemotongan produksi untuk bulan keempat berturut-turut.

"Permintaan minyak yang lebih besar dalam ekonomi OPEC+ – terutama Arab Saudi – dapat mengimbangi pasokan tambahan dari kelompok tersebut selama beberapa bulan mendatang dan mendukung harga minyak," kata analis Capital Economics Hamad Hussain dalam sebuah catatan.

Berita tentang kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok, yang dapat meningkatkan permintaan energi di dua ekonomi terbesar dunia, juga membuat harga tetap tinggi.

Risiko penurunan harga minyak yang terkait dengan perdagangan telah dihilangkan sementara, meskipun reaksi pasar masih lemah karena belum jelas bagaimana pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak global akan terpengaruh, kata analis PVM Tamas Varga.

Di AS, persediaan minyak mentah turun 3,6 juta barel menjadi 432,4 juta barel minggu lalu, kata Badan Informasi Energi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)