Tangkapan layar video viral warga binaan Lapas Kelas IIB Kutacane Aceh Tenggara kabur. Foto: Istimewa
Aceh: Puluhan narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, melarikan diri menjelang waktu berbuka puasa, Senin petang, 10 Maret 2025. Para napi itu berhamburan kabur keluar dari Lapas dengan membobol bagian atap dan pintu utama lapas.
Para petugas berhamburan keluar hingga berlarian di atas gedung lapas. Bahkan kejadian ini sempat terekam kamera warga saat sedang berbelanja takjil di pinggir jalan sekitar lapas dan viral di media sosial. Aparat kepolisian dan petugas lapas sempat kewalahan menghadapi banyaknya narapidana yang melarikan diri.
Awal Mula Keributan
Keributan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dipicu oleh proses pembagian makanan berbuka puasa yang berlangsung lambat. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dan desak-desakan di antara warga binaan.
Menurut keterangan pihak Lapas, insiden bermula sekitar pukul 18.25 WIB. Pada saat itu, pembagian makanan berbuka puasa dilakukan secara satu per satu, yang memicu ketidakpuasan warga binaan. Sejumlah warga binaan secara serentak membuat keributan dan mendobrak pintu besi pembatas wilayah aman di dalam Lapas.
Setelah pintu besi roboh, warga binaan berlarian menuju pintu gerbang utama dan melakukan perlawanan terhadap petugas Lapas dalam upaya melarikan diri. Upaya pelarian dilakukan dengan membobol plafon ruangan staf Lapas dan naik ke atap. Dari atap, mereka mendobrak seng atap kantor Lapas dan keluar melalui atap tersebut.
Petugas Lapas berusaha mengejar para tahanan dengan membuka pintu gerbang utama. Namun, pintu tersebut belum sempat ditutup sepenuhnya, sehingga dimanfaatkan oleh warga binaan untuk melarikan diri secara beramai-ramai.
2 Pintu dan Atap Lapas Kutacane Dibobol Napi Saat Kabur
Para tahanan kabur dengan cara membobol dua pintu serta atap penjara.
"Ada tiga pintu dalam kondisi terkunci semua. Dua mereka bobol," kata Kepala Lapas Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara, Andi Hasyim dalam keterangannya, Selasa, 11 Maret 2025.
Menurutnya, saat kejadian petugas keamanan hanya enam orang yang berjaga sementara jumlah tahanan yang menghuni lapas tersebut berjumlah 362 warga binaan.
"Pengamanan di kita 6 petugas keamanan, sedangkan warga binaan di kita 362, jadi ini tidak berbanding. Jadi kalau ada mobilisasi di satu tempat pasti jebol," jelasnya.
Kelebihan Kapasitas, Ingin ada Bilik Asrama Jadi Penyebab Napi Kabur dari Lapas Kutacane
Kelebihan kapasitas jadi salah satu penyebab para warga binaan lapas kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara itu kabur. Selain itu, ada pula tuntutan dari warga binaan yang belum bisa dipenuhi.
"Salah satu tuntutan mereka adalah adanya bilik asmara di dalam lapas," kata Kepala Lapas Kelas II B Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Andi Hasyim, Rabu, 12 Maret 2025.
Andi mengatakan para tahanan disebut sempat menyuarakan tuntutan mereka sebelum kabur yakni meminta adanya bilik asrama di dalam lapas. Namun, untuk mengadakan hal tersebut pihaknya menuturkan kewenangannya ada di pusat.
"Untuk mengadakan hal itu, kewenangan ada di pusat," jelasnya.
16 Napi Kabur dari Lapas Kutacane Ditangkap, 36 Masih Buron
Saat ini, Kepolisian Resor (Polres) Aceh Tenggara telah meringkus 16 narapidana (napi) yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Sementara 36 napi lainnya masih dalam pengejaran intensif.
"Dari total 52 narapidana yang kabur, 16 di antaranya telah berhasil diamankan dan kini ditahan di Markas Polres Aceh Tenggara. Upaya pencarian terhadap sisanya terus dilakukan," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto.
Joko menjelaskan bahwa situasi di Lapas Kutacane saat ini telah kembali kondusif pasca-insiden pelarian tersebut. Sebagai langkah antisipasi, satu peleton personel Brigade Mobil (Brimob) telah dikerahkan untuk memperkuat pengamanan dan mencegah potensi gangguan keamanan lebih lanjut.
"Kondisi di dalam lapas sudah terkendali. Kami telah menempatkan satu peleton Brimob untuk memperketat pengamanan dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Pihak kepolisian terus melakukan pengejaran terhadap para napi yang masih buron dan mengimbau masyarakat untuk memberikan informasi jika mengetahui keberadaan mereka.
"Kami mengimbau para napi yang masih buron untuk segera menyerahkan diri demi menghindari konsekuensi hukum yang lebih serius. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk mengantarkan kembali para napi yang telah melarikan diri," jelasnya.