Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air atau PLTA. (PLN)
Willy Haryono • 15 April 2025 16:36
Jakarta: Dalam acara Indonesia-Switzerland Hydropower Conference 2025 yang berlangsung di Jakarta, Vice Chair International Hydropower Association (IHA), Karen Atkinson, menekankan pentingnya pembenahan regulasi dan skema pembiayaan hijau dalam mendorong pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkelanjutan di Indonesia.
“Regulasi yang mendukung dan kepastian investasi sangat krusial agar proyek PLTA tidak hanya layak secara teknis, tetapi juga menarik secara finansial,” ungkap Atkinson, Selasa, 15 April 2025.
Ia menyoroti bahwa negara berkembang seperti Indonesia membutuhkan skema insentif dan pembiayaan campuran untuk menjembatani kesenjangan antara biaya awal pembangunan dan manfaat jangka panjang dari proyek-proyek PLTA.
IHA, lanjutnya, siap membantu Indonesia dalam menyesuaikan kerangka regulasi dengan standar internasional seperti ESG dan HSS.
“Keberlanjutan tidak bisa dicapai hanya dengan teknologi, tapi butuh tata kelola adaptif, transparan, dan berpihak pada lingkungan serta masyarakat lokal,” tegas Atkinson.
Sebelumnya, IHA mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam pengembangan PLTA di Asia Tenggara. Atkinson mengatakan potensi energi air Indonesia sangat besar dan belum dimanfaatkan secara maksimal. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Dubes Zehnder: Teknologi PLTA Swiss Dukung Ketahanan Energi dan Lingkungan