Waspada Ancaman Siber di Tengah Maraknya Belanja Online saat Ramadan

Ilustrasi belanja online. Foto: Courtesy Insideretail.asia.

Waspada Ancaman Siber di Tengah Maraknya Belanja Online saat Ramadan

Husen Miftahudin • 2 March 2025 10:34

Jakarta: Bulan Ramadan yang identik dengan peningkatan aktivitas belanja, khususnya melalui platform daring, juga membawa peningkatan risiko ancaman siber. Meskipun potensi keuntungan ekonomi digital selama Ramadan sangat besar, namun peningkatan transaksi online juga diiringi lonjakan potensi penipuan dan pencurian data pribadi.

Hal ini menjadi perhatian utama, mengingat survei Glance pada Desember 2024 menunjukkan lebih dari separuh masyarakat Indonesia berencana meningkatkan anggaran belanja Ramadan tahun ini. Fokus utama bukan pada promosi platform e-commerce tertentu, melainkan pada kesadaran akan keamanan digital.

Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengungkapkan betapa pentingnya kewaspadaan konsumen dalam menghadapi modus operandi penjahat siber yang semakin canggih.

"Dengan kemajuan teknologi AI, peretas juga semakin pintar, sehingga penting untuk selalu memperbarui keamanan kita,"  kata Pratama dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 2 Maret 2025.
 

Baca juga: Ini 3 Dukungan UMKM yang Baru Berjualan Online
 

Poin penting yang jadi perhatian


Pratama kemudian memberikan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan. Pertama, penggunaan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online menjadi sangat krusial.

"Sebisa mungkin tidak menggunakan password yang sama untuk seluruh platform digital dan marketplace," tegas dia.

Dia juga mengingatkan akan risiko besar jika terjadi kebocoran data pada satu platform. Penggunaan password manager juga disarankan untuk memudahkan pengelolaan kata sandi yang beragam.

Kedua, waspada terhadap tautan dan promosi yang mencurigakan. "Link semacam ini sering kali digunakan oleh hackers untuk mendapatkan informasi pribadi atau menginstal malware," jelas dia. Verifikasi keaslian sumber dan berbelanja hanya di situs resmi dan terpercaya sangat penting untuk mencegah hal ini.

Ketiga, pengaktifan Two Factor Authentication (2FA) sangat disarankan untuk lapisan keamanan ekstra. "Meskipun seseorang berhasil mendapatkan password Anda, mereka tetap memerlukan verifikasi tambahan," jelas Pratama. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menyimpan informasi verifikasi tambahan dengan aman dan tidak membagikannya kepada siapa pun.

Keempat, jangan pernah memberikan kode OTP kepada siapa pun, terlepas dari siapa yang meminta. Verifikasi keaslian permintaan melalui kanal resmi sebelum memberikan informasi apa pun sangat penting.

Kelima, hati-hati saat melakukan pembayaran digital. Pastikan pembayaran dilakukan melalui rekening atau virtual account yang disediakan oleh platform e-commerce terpercaya.


(Ilustrasi belanja. Foto: Medcom.id)
 

Pelanggan harus tetap waspada saat bertransaksi online


Vice President Customer Care Lazada Indonesia Intan Eugenia menambahkan platform e-commerce juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan transaksi. "Kami terus berinvestasi dalam teknologi keamanan terbaru," tutur dia.

Intan menekankan komitmen Lazada dalam melindungi data pribadi dan transaksi pengguna. Namun, ia juga mengimbau pelanggan untuk tetap waspada dan cerdas dalam bertransaksi online.

Kesimpulannya, meningkatnya aktivitas belanja online selama Ramadan membawa konsekuensi peningkatan risiko keamanan siber. Kewaspadaan dan pemahaman akan praktik keamanan digital yang baik menjadi kunci utama untuk melindungi diri dari ancaman penipuan dan pencurian data pribadi.

Meskipun platform e-commerce berupaya meningkatkan keamanan, kesadaran dan kehati-hatian konsumen tetap menjadi faktor penentu dalam menjaga keamanan transaksi online. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)