Ribuan Warga Pati Terkena Penyakit Akibat Kekeringan

Ilustrasi. Medcom.id

Ribuan Warga Pati Terkena Penyakit Akibat Kekeringan

Media Indonesia • 24 October 2023 08:37

Pati: Kekeringan yang melanda Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tidak hanya mengakibatkan kesulitan air bersih bagi ratusan ribu warga, sebanyak 20.175 ini orang kini mengalami sakit lambung dan 20.587 orang alami gangguan pernafasan karena udara tidak sehat dan air yang dikonsumsi tidak bersih.

Dari pantauan hari ini, kekeringan di Kabupaten Pati dan beberapa daerah lain di Pantura Jawa Tengah terus berlanjut. Ratusan tangki air bersih terus disalurkan setiap hari di wilayah terlanda kekeringan seperti di Demak, Kudus, Rembang, Blora, Grobogan, dan Semarang.

Di Kabupaten Pati tidak hanya kekurangan air bersih, berbagai penyakit sebagai dampak kekeringan juga menyerang warga seperti diare, dehidrasi dan paling parah kini ribuan warga terserang penyakit lambung akibat mengkonsumsi air kurang bersih.

"Ya ada 20.175 orang di Pati terkena sakit lambung akibat kekeringan," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Joko Santoso, Selasa, 24 Oktober 2023.

Dia mengatakan berdasarkan data selama beberapa bulan terakhir dampak kekeringan cukup dirasakan warga, salah satunya adalah munculnya sakit lambung karena mengkonsumsi air kurang higenis dengan jumlah capai puluhan ribu penderita yakni lambung gestritis sebanyak 11.645 kasus dan duodenitis 8.539 kasus.

Minimnya air bersih untuk konsumsi, demikian Joko Santoso, memicu munculnya penyakit bagi warga dilanda kekeringan, bahkan tidak hanya lambung terapi juga penyakit lain seperti pilek (44.627 kasus), gangguan pernafasan (20.591 kasus) dan headache (8.629 kasus). "Penyakit lain masih aman," imbuhnya.

Banyaknya muncul penyakit saat kekeringan ini, lanjut Joko Santoso, juga dapat memicu bangkitnya penyakit penyerta, sehingga harus segera ditangani dengan cepat dan juga harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat yakni mencuci tangan dan mengkonsumsi air bersih dalam kehidupan sehari-hari.

"Warga harus mampu membedakan bersih untuk konsumsi dan kebutuhan hidup sehari-hari, hal itu dapat dilihat dan dirasakan dengan Indra seperti warna, aroma maupun kondisi airnya," jelas Joko.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, mengingatkan dampak kemarau dan kekeringan melanda di daerah ini, selama kurun waktu bulan Agustus dan September sebanyak 21.059 orang terserang diare, bahkan jumlah ini terus meningkat hingga mencapai lima persen setiap bulannya.

"Diare di Kota Semarang meningkat pesat dibandingkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ini harus diwaspadai dan harus segera diatasi," kata Abdul Hakam.

Munculnya penyakit diare tersebut, ungkap Abdul Hakam, terjadi karena banyak warga mengkonsumsi air kurang bersih sebagai dampak kekeringan yang terjadi, karena sumber air yang mengering dan terdapat bakteri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)