Maria Londa. (Foto: Dok. MI)
Medcom • 24 April 2024 14:31
Jakarta: Olahraga lompat jauh sangat populer di kalangan pelajar, khususnya di Indonesia. Karena kepopulerannya, olahraga ini dilombakan dalam berbagai kejuaraan nasional, seperti PON dan Olimpiade Siswa.
Selain itu, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade lainnya juga memperlombakan cabang olahraga ini.
Menurut Syarifudin (1985: 62), lompat jauh adalah perpindahan tempat dari tanah atau bumi ke udara dan kembali ke tanah dengan menolak memakai satu kaki atau dua kaki, tergantung ketentuan atau peraturan yang berlaku.
Sementara menurut Djumidar (2001: 124), lompat jauh merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kedua aspek tadi menghasilkan suatu gerak parabola dari titik pusat gravitasi.
Bisa definisikan, lompat jauh adalah cabang olahraga atletik yang memiliki kombinasi gerakan melompat menggunakan teknik dan mencapai jarak sejauh mungkin.
Sejarah Cabang Olahraga Lompat Jauh
Lompat jauh diyakini telah ada sejak 13 abad yang lalu, bahkan sudah ada sejak tahun 708 Masehi selama Olimpiade Kuno di Yunani.
Lompat jauh bukanlah satu-satunya jenis lomba lompat yang menjadi bagian dari Olimpiade Kuno. Semua perlombaan yang diadakan pada masa itu dimaksudkan sebagai latihan militer untuk para prajurit perang. Lompat jauh dipercaya diciptakan untuk melatih ketangkasan prajurit dalam melewati rintangan seperti jurang atau parit.
Pada masa itu, para pelompat jauh biasanya diwajibkan untuk berlari sambil membawa beban, yang diletakkan di kedua tangannya. Beban tersebut biasanya memiliki berat antara 1 hingga 4,5 kg, dan kegiatan ini dikenal dengan nama "halteres".
Para pelompat dari Sparta pernah mencatat rekor lompat jauh sejauh 7,05 meter. Di era modern, lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade sejak perlombaan pertama kali diadakan pada 1896.
Pada tahun 1914, Dr. Harry Eaton Stewart merekomendasikan standarisasi running broad jump, termasuk bagi atlet perempuan, sehingga mereka juga dapat berkompetisi dalam lompat jauh. Rekomendasi ini diterapkan, sehingga atlet perempuan mulai berkompetisi dalam lompat jauh dan dapat mengikuti Olimpiade.
Meskipun lompat jauh merupakan bagian dari Olimpiade Kuno, perlombaan resmi lompat jauh pertama kali diadakan pada Olimpiade modern pertama pada tahun 1896. Perlombaan lompat jauh untuk wanita baru dimulai pada tahun 1948.
Teknik Dasar untuk Melakukan Lompat Jauh
Terdapat lima teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain, yaitu:
- Awalan
Untuk teknik awalan, langkah pertama adalah berdiri dengan tumit kaki berada di tepi depan papan untuk mendapatkan kecepatan yang optimal saat mulai berlari. Posisi kaki bisa sejajar atau salah satu kaki diletakkan sedikit di depan seperti dalam posisi siap untuk berlari.
- Berlari
Untuk melakukan lompat jauh dengan sukses, penting untuk berlari dengan meningkatkan kecepatan sambil menjaga kepala dan tubuh tegak lurus. Tambahkan kecepatan saat mendekati papan dan pastikan tubuh tetap dalam posisi tegak.
- Tumpuan
Setelah melakukan larian, langkah selanjutnya adalah melakukan lompatan dengan mendorong papan tumpuan. Saat menempatkan kaki di tumpuan untuk melompat, lemparkan lengan ke arah belakang sambil mengangkat dagu dan pinggul, kemudian dorong papan tumpuan.
Lengan dan kaki akan bergerak ke atas. Penting untuk memastikan sudut lompatan berada dalam rentang antara 18 hingga 25 derajat.
- Melayang
Setelah berhasil melakukan tolakan, pemain akan berada di atas udara. Tahapan ini bisa dimanfaaktkan untuk mendapatkan hasil sejauh mungkin. Ada tiga gaya yang bisa digunakan agar tahapan melayang di udara bisa maksimal, gaya berjalan di udara (walking in the air), gaya jongkok (tuck) dan gaya menggantung (hang style).
- Mendarat
Setelah melakukan tiga rangkaian gerakan tersebut, pemain harus melakukan pendaratan menggunakan dua kaki agar terhindar dari cedera.
Baca juga: Penjelasan Olahraga Futsal: Definisi, Sejarah, hingga Aturan Main
Macam-Macam Gaya Lompat Jauh
- Gaya Jongkok (Ortodok)
Jenis pertama dari lompat jauh adalah gaya jongkok, juga dikenal sebagai gaya ortodoks. Gaya ini bertujuan untuk berlari secepat mungkin dalam jarak sekitar 40 hingga 45 meter di lintasan.
Gaya ini dimulai dengan berlari secepat mungkin dan mempertahankan kecepatan hingga melakukan tumpuan saat melompat. Saat melakukan tolakan atau tumpuan, badan akan lebih didorong ke depan.
Ketika berada di udara, tangan diarahkan lurus ke depan, kemudian digerakkan ke arah belakang, dan mendarat dengan ujung tumit.
- Gaya Menggantung (Schnepper)
Gaya kedua adalah gaya menggantung atau yang dikenal sebagai schnepper. Gaya ini melibatkan gerakan di mana badan melenting ke depan dengan posisi tangan berada di samping telinga dan kaki rapat di belakang saat berada di udara.
Sama seperti gaya jongkok, dalam gaya ini, posisi badan lebih tegap, dan ayunan kaki ke depan dan belakang juga dilakukan bersamaan dengan gerakan lengan ke depan dan belakang.
- Gaya Berjalan
Gaya ketiga adalah lompat berjalan di udara, dengan teknik yang hampir mirip dengan gaya jongkok, baik pada awalan, tumpuan, maupun saat mendarat. Perbedaannya terletak pada gerakan kaki saat berada di udara, yang mirip dengan langkah berjalan biasa.
Awal dari gaya berjalan ini adalah dengan melakukan 10 langkah, kemudian atlet akan berlari dan meningkatkan kecepatan sebelum melakukan tumpuan.
- Ukuran Lapangan Cabang Olahraga Lompat Jauh
Menurut informasi dari National Federation of State High School Associations (NFHS), panjang lintasan lari untuk olahraga lompat jauh adalah minimal 130 kaki atau sekitar 40 meter. Sementara itu, untuk panjang lintasan awalan lompat jauh, tidak kurang dari 45 meter. Lebar lintasan adalah 1,22 meter dan ukuran panjang papan tumpu lompat jauh adalah 122 cm dan lebar 20 cm.
Peraturan Cabang Olahraga Lompat Jauh
1. Peserta
- Apabila peserta lomba lebih dari delapan orang, setiap peserta diperbolehkan melompat tiga kali secara bergiliran. Kemudian hasil delapan pelompat terbaik akan kembali melakukan lompatan tiga kali untuk menentukan pemenang. Namun, jika peserta kurang dari delapan orang, setiap peserta melompat enam kali secara bergiliran dan setelah itu langsung ditentukan pemenang.
- Pengukuran akan dilakukan jika peserta sudah menghasilkan lompatan. Pengukuran dimulai dari titik bebas paling dekat dengan bak pasir pendaratan.
- Lompatan yang dianggap paling baik adalah hasil yang bakal dicatat supaya bisa dilakukan penentuan pemenangnya.
- Waktu yang diberikan adalah 1,5 menit kepada setiap peserta dalam melakukan lompatan.
2. Lomba
- Pengukuran seluruh lompatan adalah dari sisi bekas pendaratan yang paling dekat dengan balok tumpuan. Pengukuran dilakukan dengan menarik garis lurus ke sisi balok tumpuan yang tak jauh dengan bak lompatan.
- Juri pengukur berjumlah dua orang dan satu-satunya yang berhak mengukur hasil lompatan.
- Lompatan yang akan diukur oleh juri pengukur adalah yang dinyatakan sah.
- Juri pengukur akan mengambil pengukuran lompatan dari ujung balok tumpu yang paling dekat dengan bak pasir hingga tanda awal pendaratan.
- Apabila seusai melakukan lompatan kemudian si pelompat berjalan mundur, otomatis pengukuran yang dilakukan adalah pada jarak saat pelompat mundur. Itulah mengapa pelompat harus berjalan maju sesudah melompat.
- Alat yang digunakan dalam proses pengukuran harus sama pada setiap hasil lompatan atlet saat perlombaan berlangsung. Hal ini berarti hanya ada satu buah alat ukur dalam lomba tersebut.
- Pengukuran harus dilakukan seteliti mungkin karena selisih 1 cm saja tentu sangat berpengaruh.
- Pencatatan akan hasil lompatan selalu dilakukan oleh pencatat hasil perlombaan. (Jennifer Carorine Gouw)