Ilustrasi beras. Foto: MI/Susanto
Insi Nantika Jelita • 12 December 2024 16:26
Jakarta: Stok
beras dipastikan tetap aman hingga akhir 2024, meskipun menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Direktur Bisnis Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Febby Novita menyebut terdapat dua juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan nasional.
"Stok kita sampai akhir tahun ini aman lah ya sampai dua juta ton. Kita kan sudah mulai panen ya," ujar dia saat Pengundian Semarak RPK Point Reward 2024 di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur, di Kantor Bulog, Jakarta, dilansir
Media Indonesia, Kamis, 12 Desember 2024.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperpanjang status peringatan dini potensi cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024 seiring terus meningkatnya curah hujan di wilayah Jabodetabek.
.jpg)
Ilustrasi beras. Foto: MI/Susanto
Pemerintah menyerap hasil panen dari petani-petani dalam negeri
Febby menuturkan selain mendatangkan beras dari impor, untuk mengamankan stok komoditas tersebut, pemerintah menyerap hasil panen dari petani-petani dalam negeri.
Di sejumlah daerah, ungkapnya, mengalami masa tanam pertama (MT1) pada November hingga Desember 2024. Petani-petani dalam negeri pun berpotensi menghasilkan panen melimpah.
"Kalau stok Bulog itu kan berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Tetapi, kita masih terus serap dalam negeri. Intinya stok beras Bulog ini sampai akhir tahun sekitar dua jutaan," ujar dia.
Febby menyampaikan pihaknya terus mendukung para petani lewat pabrik penggilingan dan pengolahan beras modern (modern rice milling plant/MRMP) di beberapa daerah.
Mesin penggilingan padi modern dari MRMP akan mengolah gabah yang dibeli dari petani menjadi beras premium, kemudian dijual dengan harga lebih murah dibandingkan beras kualitas premium di pasaran.
"Kita punya sentra pengelolaan penggilingan padi dan sentra pengelolaan beras itu. Kita siapkan untuk bisa jemput bola atau ambil-ambil hasil panen MT1 ini," kata dia.