Harga Emas Turun Tipis Pasca-Natal, Pasar Nantikan Kebijakan The Fed Tahun Depan

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Harga Emas Turun Tipis Pasca-Natal, Pasar Nantikan Kebijakan The Fed Tahun Depan

Annisa Ayu Artanti • 27 December 2024 12:26

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) terpantau mengalami penurunan tipis di tengah perdagangan yang sepi pasca liburan Natal. Harga emas diperdagangkan mendekati level USD2.630 selama sesi Asia pada Jumat, 27 Desember 2024.
 
Meski demikian, logam mulia ini diperkirakan memiliki peluang untuk kembali menguat seiring dengan sentimen pasar yang mencermati prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Trump yang akan datang dan kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) untuk 2025.

Berdasarkan analisis Dupoin, Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish pada XAU/USD semakin kuat.
 
"Untuk proyeksi hari ini, emas memiliki peluang naik hingga level USD2.650. Namun, jika terjadi reversal, penurunan dapat mencapai level USD2.609 sebagai target terdekatnya," kata dia dalam risetnya, Jumat, 27 Desember 2024.

Menurutnya, pola pergerakan ini mencerminkan volatilitas pasar yang masih tinggi di tengah ketidakpastian global.

 
Baca juga: 

Pasca-Natal, Ini Daftar Lengkap Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri 24

 



Ilutsreasi emas. Foto: Freepik
 

Emas bakal didukung pemangkasan suku bunga The Fed


Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, mendapatkan dukungan dari kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed di tahun depan. Data inflasi PCE AS yang moderat memicu ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut.
 
Hal ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven di tengah meningkatnya risiko geopolitik, termasuk konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina serta ketegangan di Timur Tengah.

Selain itu, emas diperkirakan akan menutup tahun 2024 dengan kenaikan sebesar 27 persen, mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 2010.

Kenaikan ini didorong oleh pembelian emas oleh bank sentral, ketidakpastian geopolitik, dan kebijakan moneter longgar dari bank-bank sentral utama dunia.

Meskipun emas mendapatkan momentum positif, penguatan Indeks Dolar AS (DXY) yang saat ini berada di atas level 108,00 dapat membatasi kenaikan emas. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas, yang berdenominasi dolar, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.


Namun, imbal hasil obligasi pemerintah AS yang tetap lemah pada Jumat memberikan sedikit dukungan bagi emas. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun berada di level 4,33 persen, sementara tenor 10 tahun tercatat di 4,58 persen.

"Secara keseluruhan, emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah ketidakpastian global. Dengan performa yang solid sepanjang tahun ini, XAU/USD diperkirakan akan melanjutkan tren positifnya menuju akhir tahun," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)