Mantan PM Kamboja Hun Sen Minta Temu Virtual dengan Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak junta militer Myanmar. Foto: EFE-EPA

Mantan PM Kamboja Hun Sen Minta Temu Virtual dengan Aung San Suu Kyi

Medcom • 9 May 2024 19:11

Yangon: Mantan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen mengatakan dirinya telah meminta kepala junta Myanmar untuk melakukan pertemuan virtual dengan pemimpin sipil yang dipenjara, Aung San Suu Kyi.

Hun Sen memerintah Kamboja selama hampir empat dekade sebelum mengundurkan diri tahun lalu. 

Ia mengadakan pembicaraan virtual dengan PM Myanmar Min Aung Hlaing ketika militer Myanmar berjuang untuk memadamkan perlawanan luas terhadap pemerintahannya pada Selasa, 7 Mei 2024.

Peraih Nobel Aung San Suu Kyi menjalani hukuman 27 tahun penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan junta setelah persidangan tersebut dikutuk oleh kelompok hak asasi manusia sebagai upaya pemalsuan sebagai penghalang politiknya

Sebuah unggahan dalam halaman Facebook, Hun Sen mengatakan pemimpin veteran itu menggunakan panggilan tersebut untuk meminta 

"Sekali lagi meminta Min Aung Hlaing mempertimbangkan mengadakan pertemuan virtual antara Suu Kyi dengan tujuan untuk menyapanya,” kata Hun Sen, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 8 Mei 2024.

Perempuan berusia 78 tahun ini sebagian besar tidak terlihat sejak ditahan ketika para jenderal mengambil alih kekuasaan dan pertemuan apa pun dengan Hun Sen akan menjadi langkah yang signifikan.

Sejak penahanannya pada Februari 2021, satu-satunya pertemuan dengan utusan asing terjadi pada bulan Juli tahun lalu ketika mantan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai mengungkapkan telah bertemu dengannya selama lebih dari satu jam.

Saat ini, Hun Sen menjabat sebagai ketua senat Kamboja. Ia merupakan pemimpin asing pertama yang mengunjungi Myanmar setelah kudeta dan melakukan perjalanan ke sana  tahun 2022.

Sementara itu, Hlaing berjanji untuk mempertimbangkan permintaan untuk berbicara dengan Suu Kyi.

“Dengan perhatian setinggi-tingginya", tuturnya dalam akun Facebook Hun Sen.

Hingga saat ini, junta telah menolak berbagai permintaan para pemimpin dan diplomat asing untuk bertemu dengan Suu Kyi, termasuk dari blok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

ASEAN telah mempelopori upaya menemukan solusi diplomatis terhadap peningkatan konflik di Myanmar, tetapi tidak membuahkan hasil.

Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 4.900 orang telah terbunuh dalam tindakan keras militer terhadap perbedaan pendapat sejak kudeta dan lebih dari 26.000 lainnya ditangkap. (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)