Ilustrasi chip. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 3 September 2024 21:54
Brussel: Kelompok industri chip komputer utama Uni Eropa (UE), ESIA, meminta UE untuk menyusun paket dukungan Chips Act 2.0 terbaru.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan kebijakan cip di bawah Komisi Uni Eropa yang akan datang harus memiliki lebih sedikit pembatasan ekspor, fokus pada area dimana perusahaan Eropa sudah memiliki keunggulan, bantuan harus diberikan lebih cepat.
“Seorang Chips Envoy khusus yang bertanggung jawab atas keseluruhan pendekatan kebijakan industri terhadap semikonduktor merupakan suatu kebutuhan,” kata kelompok itu dikutip dari
Business Times, Selasa, 3 September 2024.
Kelompok tersebut, yang mewakili produsen chip Infineon, STMicroelectronics, NXP, produsen peralatan terkemuka ASML dan badan penelitian imec, Fraunhofer dan CEA-Leti, mengatakan blok tersebut harus segera meluncurkan Undang-Undang Chip 2.0.
Undang-Undang Chip Uni Eropa pertama, yang diluncurkan pada April 2023, ditetapkan sebagai rencana subsidi sebesar 43 miliar euro yang ditujukan untuk meningkatkan pangsa Eropa di pasar chip global hingga 20 persen pada 2030.
Tinjauan kritis baru-baru ini oleh lembaga pemikir Jerman Interface menemukan sementara Eropa mungkin tidak berada di jalur yang tepat untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan. Eropa juga tidak memiliki 15 persen pangsa pasar global selama 40 tahun terakhir.
Undang-Undang pertama berhasil memfokuskan perhatian para pembuat kebijakan pada industri tersebut.
Pabrik hasil UU Chip pertama
Proyek-proyek utama di bawah Undang-Undang Chip pertama meliputi pabrik senilai 10 miliar euro yang diresmikan oleh TSMC Taiwan bulan lalu di Dresden serta proyek senilai 30 miliar euro yang direncanakan oleh Intel di Magdeburg, Jerman.
Namun di tengah kesulitan bisnis Intel, proyek Magdeburg belum memperoleh persetujuan bantuan Uni Eropa dan telah ditunda, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah proyek tersebut akan dibangun.
Mengenai kebijakan ekspor, ESIA menyatakan bahwa pihaknya mengakui perlunya melindungi teknologi dan memastikan keamanan bagi Uni Eropa.