Ekonomi Dunia Melambat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Medcom.id.

Ekonomi Dunia Melambat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Media Indonesia • 24 November 2023 13:34

Jakarta: Bank Indonesia (BI) melihat pertumbuhan ekonomi dunia melambat dengan ketidakpastian yang masih tinggi.

Itu disebabkan ekonomi Amerika Serikat (AS) masih tumbuh kuat didorong konsumsi rumah tangga dan sektor jasa yang berorientasi domestik. Sementara itu, ekonomi Tiongkok membaik didukung konsumsi dan dampak stimulus kebijakan fiskal.

Secara keseluruhan, Bank Indonesia masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 2,9 persen dan melambat menjadi 2,8 persen pada 2024.

"Ketidakpastian pasar keuangan masih berlanjut dan berpengaruh terhadap volatilitas aliran modal dan tekanan nilai tukar di negara emerging market," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2023, dilansir Media Indonesia, Jumat, 24 November 2023.

Sementara itu, dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didukung permintaan domestik. Kinerja ekonomi triwulan III-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy), ditopang kuatnya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya investasi di tengah turunnya konsumsi pemerintah dan kinerja ekspor.

"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan dalam kisaran 4,5-5,3 persen," kata Perry.

Guna mengejar hal itu, pemerintah bakal mengandalkan konsumsi rumah tangga dan investasi untuk menjaga dan mendorong perekonomian di triwulan IV-2023.


Baca juga: BI Tahan Suku Bunga Tetap 6%
 

Konsumsi rumah tangga jadi pendongkrak


Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi motor pertumbuhan potensial yang masih bisa didongkrak.

"Triwulan IV ini kalau kita ingin tumbuh full year di atas lima persen, paling tidak minimal triwulan IV harus tumbuh seperti triwulan III. Kita masih yakin full year masih di atas lima persen," ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan meningkat didorong tetap baiknya keyakinan konsumen, positifnya pengaruh pelaksanaan pemilu, dan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Ekonom Bank Rakyat Indonesia (BRI) Anton Hendranata memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mendapatkan tambahan tenaga dari pelaksanaan pemilu sekitar 0,23 persen.

"Jadi, misalnya saja pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan 4,8 persen, tapi karena ada momen pemilu, pertumbuhan terdongkrak 0,23 persen sehingga menjadi lima persen," ujarnya.
 

Perbankan kuat


Di sisi lain, Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) meyakini industri perbankan Indonesia akan siap menghadapi kondisi perekonomian global yang serba tidak pasti, dengan ditopang resiliensi di sisi likuiditas, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga yang stabil, serta pengelolaan risiko yang prudent.

"Kita harus tetap optimistis karena di tengah isu perlambatan ekonomi global, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Tercatat pada Q2-2023, pertumbuhan Indonesia mencapai 5,17 persen (yoy) yang ditopang pemulihan sektor manufaktur serta stabilitas kinerja sektor pertanian dan sektor perbankan," kata Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo dalam sambutannya membuka diskusi Perbanas di Bandung, kemarin.

Sektor pertanian sebagai salah satu leading sector berhasil mencatatkan pertumbuhan positif setiap tahunnya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi didukung kinerja sektor perbankan yang pada Q2-2023 rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada level 27,6 persen; NPL bruto turun ke level 2,3 persen; dan pertumbuhan kredit mencapai 7,76 persen (yoy).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)