Angin Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di 8 Kecamatan di Tasikmalaya

Ilustrasi--Dampak bencana puting beliung yang melanda Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung. (Dok.BNPB)

Angin Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di 8 Kecamatan di Tasikmalaya

Media Indonesia • 14 March 2024 14:44

Tasikmalaya: Puluhan rumah di Kecamatan Cigalontang, Salawu, Sukarame, Tanjungjaya, Leuwisari, Sukaratu, Cipatujah, Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kerusakan tersapu angin puting beliung. Kejadian pada Rabu, 13 Maret 2024, itu tak menyebabkan korban jiwa tetapi 6 keluarga terpaksa harus mengungsi ke rumah tetangganya.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Dede Sudrajat, mengatakan, hujan deras disertai angin puting beliung yang terjadi telah menyebabkan 50 rumah tersebar di 8 kecamatan mengalami kerusakan mulai ringan dan sedang. Sementara, rumah yang rusak berat ada 10 rumah tertimpa pohon tumbang dan petugas masih terus melakukan proses evakuasi di lapangan.

"Hujan deras disertai angin puting beliung yang terjadi kemarin tercatat ada 50 rumah mengalami kerusakan mulai ringan, sedang. Akan tetapi, rumah yang rusak berat karena ada 10 rumah tertimpa pohon tumbang dan petugas masih melakukan proses evakuasi," katanya, Kamis, 14 Maret 2024.
 

Baca juga: Banjir di Cirebon Akibat Sedimentasi dan Penyempitan Sungai

Ia mengatakan, proses evakuasi terhadap 50 rumah yang mengalami kerusakan di bagian atap telah dilakukan terutama mengganti atap genting dan untuk 10 unit rumah sementara ini akan ditutupi terpal supaya aman jika terjadi hujan. Namun, berbagai upaya yang dilakukan petugas gabungan BPBD, TNI, Polri, Tagana ini masih melakukan proses evakuasi terhadap puluhan pohon tumbang menimpa rumah.

"Intensitas hujan tinggi yang terjadi Februari dan Maret harus diwaspadai, karena bencana hidrometeorologi dapat menimbulkan longsor, banjir, pergerakan tanah, angin puting beliung dan banjir rob," terangnya. 

Dede mengimbau masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan seiring intensitas hujan yang tinggi. Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak musim hujan berlangsung pada Maret.

"Kondisi ini bisa berdampak pada bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin puting beliung, pergerakan tanah dan banjir rob," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)