Bisnis Warung Sembako Dinilai Bisa Jadi Solusi Mengatasi Masalah Pengangguran

Ilustrasi warung sembako. Dok. Istimewa

Bisnis Warung Sembako Dinilai Bisa Jadi Solusi Mengatasi Masalah Pengangguran

Achmad Zulfikar Fazli • 12 September 2024 20:03

Jakarta: Warung sembako dan produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dinilai masih salah satu bisnis yang menjanjikan. Jenis produk yang merupakan kebutuhan harian masyarakat dan perputaran barang yang cepat, menjadikan bisnis toko sembako dan produk FMCG memberikan peluang besar untuk meraih kesuksesan dan omzet tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2024, terdapat 149,38 juta orang angkatan kerja, masih sekitar 4,82% persen masih dikategorikan pengangguran terbuka. Ironisnya, 5,89 juta pengangguran berada di perkotaan.

Brand Marketing Lead AwanToko Agung Priambodo mengatakan pengangguran terbuka sebaiknya memulai usaha dengan membuka warung sembako.

“Tidak selamanya membangun usaha sendiri itu lebih buruk ketimbang menjadi pengejar karier korporasi, dan membuka warung sembako adalah salah satu opsi yang menarik,” ungkap Agung, dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 September 2024.
 

Baca Juga: 

Menaker Girang Tingkat Pengangguran Terbuka Turun Jadi 4,82%


Menurut Agung, ada lima hal yang perlu dibandingkan antara menjadi pemilik warung sembako dan menjadi karyawan.

Minat dan Mimpi

Menurut dia, minat dan mimpi sangat penting untuk menentukan kehidupan dan karier seseorang. Semua pihak perlu tahu apa yang benar-benar disukai dapat membantu memilih antara membuka bisnis atau bekerja di kantor.

Kemudian, memahami tujuan jangka panjang akan membantu untuk dapat memilih jalur yang sesuai. untuk mencapainya. Dia menilai jika bermimpi menjadi pengusaha, membuka usaha menjadi pilihan yang lebih baik dan logis.

"Sementara, jika mimpi Anda menjadi pejabat atau senior eksekutif, bekerja di kantor menjadi langkah awal yang tepat. Pada akhirnya, mengenali minat dan mimpi adalah kunci untuk menentukan karier ke depannya, apakah membuka usaha atau bekerja di kantor," ujar dia.

Risiko dan Manfaat pada Aspek Keuangan


Dia menyampaikan saat memutuskan untuk memulai usaha toko sembako, akan ada risiko finansial dan mungkin tidak memiliki banyak uang. Sebagian besar dana akan digunakan untuk modal awal membangun bisnis, membeli stok barang, dan mengelola operasional.

Bahkan, lanjut diax ketika bisnis sudah mulai berjalan, ada kemungkinan besar uang akan tercampur, antara uang pribadi dan bisnis, sehingga dapat membuat keuangan menjadi lebih rumit. 

"Namun, apabila Anda mengelola keuangan dengan baik dan terstruktur, bisnis Anda akan memiliki peluang untuk berkembang pesat. Keuntungan yang diperoleh dari bisnis tersebut bisa menjadi jauh lebih besar dari gaji yang Anda peroleh jika Anda bekerja di kantor," ujar dia.

Sementara itu, jika memilih bekerja di kantor, risiko finansial biasanya lebih kecil karena menerima gaji stabil. Keuangan akan terjaga dengan baik, dan akan memiliki manfaat finansial yang pasti.

"Namun, keuntungan bekerja di kantor dalam hal finansial mungkin tidak sebesar jika berhasil membangun bisnis," ucap dia.

Komitmen terhadap Waktu

Ketika bekerja di kantor, jam kerja sudah ditentukan oleh perusahaan. Pekerja memiliki jadwal rutin yang harus diikuti, dan seringkali harus berada di tempat kerja selama beberapa jam tertentu setiap harinya. 

Menurut dia, hal ini bisa membatasi fleksibilitas dalam mengatur waktu untuk melakukan aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti mengurus kebutuhan pribadi, keluarga, atau bahkan mengejar hobi.

"Namun, ketika Anda seorang pengusaha toko sembako ini bisa menjadi nilai tambah bagi banyak orang, terutama bagi yang menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi," ujar dia.

Gaya hidup

Sebagai seorang pengusaha toko sembako, lanjut dia, harus berhati-hati dalam memilih dan menentukan gaya hidup. Sebab, keuangan cenderung bersifat dinamis.

"Pemilihan gaya hidup harus sejalan dengan pendapatan yang Anda hasilkan dari bisnis Anda. Anda harus memprioritaskan keuangan bisnis agar tetap berjalan dengan lancar dan berkembang," ujar dia. 
 
Baca Juga: 

Jadi Tulang Punggung, UMK Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional


Sementara itu, kata dia, keuangan lebih stabil jika bekerja di kantor. Penghasilan cenderung pasti, karena memiliki gambaran yang jelas mengenai sumber penghasilannya. "Ini dapat memberikan memberikan Anda kebebasan dalam menentukan gaya hidup Anda tanpa perlu terlalu mengkhawatirkan fluktuasi keuangan," ucap dia.

Kepemilikan Aset

Dia menjelaskan jika memutuskan membuka usaha warung toko sembako, pelaku usaha dapat memiliki kendali atas berbagai aset yang dapat menjadi sumber kekayaan dan stabilitas jangka panjang. Contohnya seperti inventaris bangunan, dan stok barang.

Keduanya merupakan aset yang memiliki nilai berkelanjutan dan dapat digunakan sebagai jaminan atau investasi jangka panjang. Sedangkan, pekerja kantoran biasanya tidak memiliki kepemilikan aset dalam bisnis yang dikerjakan. Gaji yang diterima adalah bentuk kompensasi sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan, dan tidak ada kepemilikan dalam aset atau saham perusahaan. Oleh karena itu, pekerja tidak memiliki keuntungan finansial yang terkait dengan kepemilikan aset bisnis.

Menurut dia, kelima aspek ini dapat memberikan pandangan mengenai perbedaan antara menjadi pengusaha toko sembako dan menjadi pekerja kantoran.

“Dukungan teknologi dan permodalan yang mudah akan sangat membantu untuk menjadi pengusaha Warung yang sukses. Untuk itulah AwanToko hadir agar pemilik warung dan grosir bisa makin mudah menjalankan bisnisnya dan semakin besar keuntungannya,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)