Ilustrasi. Medcom.id
Yogyakarta: Pemantauan dan perawatan saluran drainase di wilayah Kota Yogyakarta ditingkatkan untuk mencegah genangan air dan banjir di musim penghujan. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta juga rutin melakukan pembersihan saluran drainase dari sumbatan.
"Secara umum genangan air di Kota Yogyakarta sudah sangat kecil, ada beberapa genangan itu disebabkan curah hujan yang deras dalam waktu yang lama atau beberapa ruas jalan kecil di perkampungan belum memiliki drainase," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta, Rahmawan Kurniadi, Kamis, 25 Januari 2024.
Dia mengatakan perencanaan saluran drainase harus memperhitungkan curah hujan, tata guna lahan, dan luas daerah tangkapan air.
Dengan demikian dimensi saluran yang dibangun dapat menjaga agar ruas jalan tetap kering walaupun terjadi kelebihan air agar tidak mengganggu pengguna jalan.
"Kami memiliki tenaga swakelola sejumlah 35 orang, ini terbagi menjadi tiga tim besar yaitu pengairan irigasi, drainase saluran air hujan dan masalah talud," jelasnya.
Menurut Rahmawan mereka bertugas menangani kejadian insidentil, kerusakan mendadak atau terjadi genangan yang mengganggu. Mereka ini yang akan membersihkan saluran drainase jika ada laporan dari masyarakat.
Saluran drainase di Kota Yogyakarta menggunakan konsep Drainase Ramah Lingkungan (Eko-Drainase). Air limpasan (run-off) yang masuk ke sistem drainase tidak langsung dibuang ke badan sungai terdekat, melainkan diresapkan dulu ke tanah, melalui sumur resapan yang dibangun pada sistem drainase tersebut.
"Pada saluran drainase, kami telah membuat titik-titik tangkap lumpur, bentuknya berupa sumur resapan. Jadi lumpur-lumpur akan mengendap di sumur ini, sehingga petugas lebih mudah dalam membersihkan. Nah masing-masing sumur resapan ini berjarak 10-15 meter," ungkapnya.
Konsep ini diharapkan dapat menjaga konsistensi lengas tanah, meningkatkan cadangan air tanah, dan membantu menjaga kuantitas groundwater flow atau muka air tanah.
"Air tidak langsung terbuang semua ke sungai tetapi bisa meresap ke dalam tanah melalui sumur-sumur ini untuk tujuan konservasi air sehingga kualitas air tanah di kawasan tersebut tetap terjaga," ujarnya.