Ikan nila atau tilapia srikandi. Foto: regalsprings.co.id
Husen Miftahudin • 26 November 2025 16:20
Jakarta: Konsumsi ikan tilapia diyakini dapat mendukung target pemerintah dalam mencapai swasembada protein di 2026. Terlebih konsumsi ikan sebagai sumber protein, berperan penting untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP KKP) Ishartini menekankan tilapia merupakan salah satu komoditas budi daya perikanan air tawar yang bernilai gizi tinggi, dengan kandungan protein sekitar 25 gram per 100 gram daging, serta omega-3, dan vitamin penting lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan jantung, otak, dan fungsi tubuh secara keseluruhan.
"Oleh sebab itu, mari bersama-sama mengubah budaya makan ikan dan membuat persepsi positif terhadap makan ikan melalui sosialisasi, edukasi dan diversifikasi olahan ikan, penjualan ikan siap masak, dan memastikan masyarakat dapat mengakses ikan yang segar dan berkualitas serta kampanye makan ikan," ungkap Ishartini dalam forum diskusi yang digelar Regal Springs Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 26 November 2025.
Ia menambahkan, penyediaan sumber protein ikan hasil budi daya perlu terus dikembangkan, dengan upaya yang bijak terhadap lingkungan. Seperti yang dilakukan Regal Springs Indonesia atas kepeduliannya terhadap lingkungan di Danau Toba, sebagai tempat budi daya tilapia.
"Semoga melalui kerja sama mengubah budaya makan ikan dan membuat persepsi positif terhadap makan ikan. Melalui pemerintah dengan pelaku usaha dan stakeholder terkait kita bisa memajukan sektor perikanan dan menghasilkan Generasi Emas Indonesia," harap Ishartini.
Dukung ketahanan pangan
Pada Hari Ikan Nasional 2025, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia Rudolf Hoeffelman menegaskan bagaimana kolaborasi Regal Springs Indonesia bersama pemerintah melalui produk ikan bermutu dapat berkontribusi dalam menjaga
ketahanan pangan nasional dan global, serta berkontribusi dalam ekonomi biru.
"Tilapia saat ini menjadi salah satu komoditas ekspor utama di sektor perikanan Indonesia, dan semakin meningkat permintaannya di pasar global. Maka itu, hari ini kami ingin membawa pengalaman kuliner yang sama dengan yang dinikmati konsumen kami di pasar global, melalui tilapia untuk masyarakat Indonesia," jelas Rudolf.
Ia juga menambahkan, melalui kemasan baru dari tilapia fillet ini, diharapkan masyarakat bisa merasakan kualitas produk ikan yang premium, lebih percaya diri saat mengolah ikan dengan cara yang fleksibel, dan lebih puas dengan hasil masakannya. "Ini adalah bagian dari usaha kami menghadirkan pengalaman mengonsumsi
whitefish generasi baru," teas Rudolf.
Pada kesempatan ini, Tri Aris Wibowo menyampaikan peluang bisnis tilapia masih sangat terbuka lebar, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Tri Aris juga memaparkan, ekspor ikan tilapia Indonesia ke dunia didominasi dalam bentuk fillet beku (98,7 persen) dan Amerika Serikat merupakan tujuan utama pasar tilapia Indonesia dengan pangsa 64,8 persen dari total ekspor Tilapia Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi negara ketiga top eksportir tilapia beku setelah Tiongkok dan Kolombia.
"Tilapia Indonesia dikenal bebas dari penolakan ekspor ke pasar internasional, menunjukkan produk perikanan Indonesia memenuhi standar mutu dan keberlanjutan internasional," tutur Tri Aris.
(Forum diskusi yang digelar Regal Springs Indonesia. Foto: Regal Springs Indonesia)
Bangun kepercayaan terhadap produk budidaya lokal
Kepala Pusat Mutu Pasca-Panen Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP Widya Rusyanto menegaskan peningkatan mutu pascapanen merupakan fondasi untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap produk budidaya dalam negeri.
"Produk perikanan yang bermutu tinggi adalah investasi kesehatan bangsa. Dengan keterlacakan (
traceability) yang kuat, kita memastikan ikan yang dikonsumsi masyarakat benar-benar aman dan berkualitas," sebut Widya.
Direktur Regal Springs Indonesia Tri D. Saputra menekankan pihaknya memiliki sertifikasi penuh pada unit pembenihan, pembudidayaan, pabrik pakan, dan pabrik pengolahan untuk memastikan produksi yang berkelanjutan dari hulu ke hilir, tak lain untuk mempertahankan mutu dan kepercayaan konsumen.
"Dengan keterlacakan, kualitas, dan sertifikasi standar nasional dan internasional, ikan tilapia dapat menjadi the next generation of whitefish secara global," kata Tri.