Ilustrasi, pemulihan kelistrikan di Aceh oleh PLN. Foto: dok PLN.
Husen Miftahudin • 11 December 2025 23:10
Jakarta: Pemulihan kelistrikan Aceh pascabencana banjir dan longsor menuntut langkah bertahap dan penuh kehati-hatian, karena kerusakan infrastruktur yang luas dan tersebar di banyak titik.
Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Ramzi Adriman menjelaskan kondisi sistem saat ini sangat sensitif, sehingga setiap tahap pemulihan perlu dijalankan secara terukur.
"Bencana ini tidak hanya merusak satu bagian sistem, tetapi banyak sekaligus. Karena itu, setiap penyalaan harus dipastikan stabil agar tidak memicu gangguan yang meluas," ungkap Ramzi dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 11 Desember 2025.
Ramzi menyebut kerusakan yang terjadi mencakup jaringan transmisi, gardu induk, hingga distribusi. Lokasinya pun saling berjauhan, sehingga penanganan tiap titik memerlukan pendekatan teknis yang berbeda.
Dalam situasi seperti ini, salah satu proses paling penting adalah sinkronisasi antarinfrastruktur ketenagalistrikan, tahap yang menyatukan pembangkit, gardu induk, dan jaringan agar kembali bekerja dalam satu sistem.
"Sinkronisasi menuntut kecermatan tinggi. Frekuensi, tegangan, dan beban harus benar-benar seirama. Jika ada yang belum siap, proses penyatuan tidak bisa dipaksakan karena risikonya langsung pada stabilitas sistem," tegas dia.
| Baca juga: Dirut PLN Minta Maaf ke Warga Aceh Soal Pemulihan Listrik yang Terhambat |
