Warisan Pramoedya Ananta Toer Mendunia di Pameran 'Translating Pram' di Eropa

KBRI Roma dukung pameran Translating Pram yang menyoroti nilai kemanusiaan universal dalam karya Pramoedya Ananta Toer. (KBRI Roma)

Warisan Pramoedya Ananta Toer Mendunia di Pameran 'Translating Pram' di Eropa

Willy Haryono • 13 December 2025 19:19

San Marino: Pameran bertajuk “Translating Pram” resmi dibuka di Palazzo Graziani, San Marino, pada 5 Desember 2025. Pameran ini merupakan bagian dari peringatan 100 tahun Pramoedya Ananta Toer dan mengangkat perjalanan penerjemahan karya-karya sang sastrawan besar ke berbagai bahasa dunia 

Dalam siaran pers KBRI Roma yang diterima Metrotvnews.com, disebutkan bahwa pameran yang berlangsung hingga 31 Desember 2025 itu dikuratori oleh Berto Tukan, Chiara Giardi, Moch. Hasrul Indrabakti, dan Paola Pietronave.

Program ini didukung berbagai institusi, termasuk Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kebudayaan San Marino, Universitas San Marino, Dana Indonesiana Kementerian Kebudayaan RI, KBRI Roma, serta Falcon Pictures 

“Translating Pram” menyoroti proses penerjemahan sebagai jembatan dialog lintas budaya, sejarah, dan politik. Karya-karya Pramoedya yang diterjemahkan ke berbagai bahasa dipandang sebagai simbol perjuangan kebebasan berekspresi dan refleksi kemanusiaan universal.

San Marino dipilih sebagai lokasi awal karena keterkaitan historis dengan penerbitan novel Perburuan (Il fuggitivo) pada 2007, yang hingga kini menjadi satu-satunya karya Pramoedya yang diterjemahkan langsung dari bahasa Indonesia ke bahasa Italia 

Sejumlah program publik turut digelar, antara lain kuliah umum Prof. Antonia Soriente, pemutaran film adaptasi Perburuan dan Bumi Manusia, lokakarya internasional mahasiswa Indonesia–San Marino, presentasi lanskap suara Jawa, tur kuratorial, dan klub baca mingguan 

Wakil Kepala Perwakilan RI di Roma, Tika Wihanasari, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah San Marino atas kolaborasi budaya tersebut. Ia menegaskan bahwa karya Pramoedya berperan sebagai jembatan soft power Indonesia sekaligus memperkuat hubungan antarmasyarakat kedua negara.

“Translating Pram bukan sekadar pameran, melainkan ruang pengalaman yang membuka jendela sejarah dan nilai-nilai kemanusiaan universal Indonesia,” ujarnya 

Pameran ini menjadi bagian dari upaya memperkuat diplomasi budaya Indonesia di Eropa serta memperluas jangkauan sastra Indonesia di tingkat internasional.

Baca juga:  Suara Emas dari Papua Bergema di Italia, IPC Bawa Pulang Tujuh Penghargaan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)