Pentingnya Proteksi Keluarga dengan Asuransi Kesehatan saat Polusi Udara Meningkat

Ilustrasi. FOTO: Freepik

Pentingnya Proteksi Keluarga dengan Asuransi Kesehatan saat Polusi Udara Meningkat

Angga Bratadharma • 25 June 2023 07:31

Jakarta: Belakangan ramai dibicarakan soal Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Data IQAir menunjukkan kualitas udara di Jakarta pada Juni 2023 pernah mencapai 159 AQI US, angka ini masuk dalam kategori udara tidak sehat.

Head of Department Underwriting Sequis Fridolin Seto mengingatkan masyarakat bahwa polusi dan memburuknya kualitas udara bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Gunakan masker saat berada di luar ruang meski pandemi telah usai untuk melindungi diri dari paparan virus dan berbagai penyakit yang mudah menular melalui udara.

"Serta mencegah paparan polusi udara. Jika tidak terlalu penting, hindari beraktivitas terlalu lama di ruang terbuka saat kualitas udara sedang memburuk," sebut Fridolin, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 25 Juni 2023.

Ia menyarankan agar masyarakat melakukan vaksin covid dan booster covid bagi yang belum dan vaksin yang menjaga saluran pernafasan dari berbagai infeksi, seperti vaksin influenza, vaksin pneumonia, vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC, dan vaksin untuk batuk rejan (pertusis).

Saran berikutnya, tambah Fridolin, agar menjaga imunitas tubuh tetap optimal dengan pola hidup sehat. Mulai dari memilih jenis asupan dan porsi makan, cukup istirahat, menjauhi stres, dan menghindari paparan asap karena mengandung banyak polutan yang berbahaya bagi paru-paru, serta lakukan olahraga secara teratur.

Soal berolahraga, Fridolin menyarankan sebaiknya tidak dilakukan di area banyak lintasan kendaraan karena sama saja merusak saluran pernafasan dan paru. Bisa berolahraga dalam ruangan atau jika harus di luar ruang, pilihlah tempat yang kadar oksigennya tinggi, seperti taman atau di sekitar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

"Karena biasanya dikelilingi banyak pepohonan. Kualitas udara yang buruk dapat menurunkan kualitas kesehatan," tuturnya.

Meskipun sudah berupaya melakukan semua tindakan preventif ini, namun polutan dapat tetap masuk ke dalam tubuh karena menghirup partikel polusi udara yang bisa mengganggu saluran pernafasan bahkan berpotensi mengganggu kinerja organ tubuh lain.

Sakit tenggorokan, batuk kering atau berdahak, hingga sesak napas merupakan beberapa contoh penyakit terkait saluran pernafasan. Bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit asma dan penyakit paru kronik harus lebih waspada.

"Karena paparan polusi dalam jangka panjang dan masuknya partikel ke paru-paru dan peredaran darah secara terus-menerus dapat menyebabkan penyakit kronis, seperti infeksi saluran pernafasan, asma, pneumonia, bronkopneumonia hingga kanker paru dan serangan jantung," kata Fridolin.

Ia menambahkan biaya yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit-penyakit kritis tersebut sangat mahal dan pengobatannya kontinu dalam jangka panjang sehingga butuh proteksi kesehatan yang menanggung penyakit kritis. Meskipun sudah punya BPJS kesehatan, sangat disarankan tetap memiliki asuransi kesehatan pribadi.

Data BPJS Kesehatan periode 2018-2022 mencatat anggaran untuk menanggung penyakit pada saluran respirasi sangat tinggi dan cenderung meningkat tiap tahunnya, seperti biaya tanggungan untuk pengobatan pneumonia menghabiskan biaya lebih dari Rp8,7 triliun, tuberkulosis Rp5,2 triliun, PPOK Rp1,8 triliun, asma Rp1,4 triliun, dan kanker paru Rp766 miliar.

VP Health Strategic Business Unit Sequis Mitchell Nathaniel menyarankan agar masyarakat melindungi diri dan keluarga dengan asuransi kesehatan yang memiliki manfaat komprehensif. Asuransi kesehatan komprehensif adalah asuransi kesehatan yang menjamin biaya medis ditanggung sesuai tagihan, menjangkau wilayah di seluruh Indonesia, Asia bahkan seluruh dunia.

"Dan memberikan manfaat perawatan kesehatan yang maksimal mulai dari rawat inap dan rawat jalan sebelum dan sesudah rawat inap yang limit pengobatannya tinggi agar mampu mengimbangi biaya kesehatan yang selalu naik setiap tahun," pungkas Mitchell.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)