ilustrasi uang digital. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 22 June 2023 20:54
Singapura: Uang digital memiliki potensi untuk memfasilitasi transaksi yang lebih efisien dan meningkatkan inklusi keuangan, terutama di dunia digitalisasi yang cepat saat ini, tetapi bukannya tanpa tantangan.
Dikutip dari Strait Times, Kamis, 22 Juni 2023, Otoritas Moneter Singapura (MAS) meluncurkan Buku Putih yang mengusulkan standar untuk penggunaan aset digital tersebut, guna menetapkan protokol dan ketentuan umum untuk penggunaannya. Aset digital mengacu pada representasi nilai digital, termasuk kepemilikan aset keuangan atau ekonomi riil.
Uang digital yang tercakup dalam White Paper termasuk mata uang digital bank sentral (CBDC), deposito bank yang diberi token, dan stablecoin yang berpotensi diatur dengan baik.
Tidak seperti cryptocurrency seperti bitcoin, yang lebih tidak stabil, uang digital semacam itu biasanya dipatok ke mata uang, komoditas, atau lembaga keuangan dunia nyata, dan dengan demikian umumnya dianggap lebih stabil.
Buku Putih MAS menjabarkan serangkaian persyaratan untuk melindungi penggunaan aset tersebut sebagai alat tukar, dan memberikan tinjauan teknis tentang Uang Terikat Tujuan (PBM).
Ini terjadi ketika lembaga keuangan dan perusahaan fintech di Singapura mengambil langkah menuju penggunaan aset digital. Beberapa dari perusahaan ini termasuk nama rumah tangga seperti Amazon dan Grab.
Meskipun penggunaan aset tersebut dapat membantu bisnis dan perusahaan membuat pembiayaan perdagangan lebih aman, seperti dengan menjaga dari penipuan, namun juga berpotensi untuk melayani konsumen secara langsung.
Misalnya, untuk individu, jenis uang digital ini berpotensi digunakan untuk belanja online dan pembayaran di muka, seperti memungkinkan pelanggan membayar penjual hanya saat barang diantar; dan untuk membayar rumah pada waktu yang ditentukan, seperti saat konstruksi mencapai tonggak tertentu.
PBM adalah bentuk mata uang digital token yang terbatas dalam penggunaannya. Secara sederhana, PBM dapat dibayangkan sebagai semacam voucher, pengguna dapat menukar nilai dengan aman tanpa mentransfer dana secara langsung.
Yang terpenting, makalah ini menjelaskan bagaimana PBM dapat dirancang sedemikian rupa sehingga uang ditransfer hanya setelah pemenuhan barang atau jasa, dan dapat digunakan untuk melindungi konsumen dan pedagang.
MAS mengatakan PBM menonjolkan penggunaan protokol umum yang dirancang untuk bekerja dengan berbagai teknologi ledger dan bentuk uang. Ini memungkinkan uang diarahkan ke tujuan tertentu. PBM mengacu pada protokol yang menentukan kondisi saat uang digital yang mendasarinya dapat digunakan.