Bank Sentral Tiongkok Potong Cadangan Tunai Perbankan

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Tiongkok Potong Cadangan Tunai Perbankan

Arif Wicaksono • 24 January 2024 22:32

Beijing: Bank sentral Tiongkok akan memotong jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan mulai 5 Februari 2024. Gubernur Bank Sentral Tiongkok Pan Gongsheng menuturkan, pemotongan tersebut merupakan langkah pertama seiring usaha para pengambil kebijakan memperluas upaya menopang pemulihan ekonomi yang rapuh.
 

baca juga:

Sederet Upaya Bank Sentral Tiongkok Kembalikan Kepercayaan Pasar


Melansir Channel News Asia, Rabu, 24 Januari 2024, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) akan memotong rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk semua bank sebesar 50 basis poin (bps), sehingga melepaskan satu triliun yuan (USD139,45 miliar) ke pasar. Saham-saham blue-chip Tiongkok, yang mencapai posisi terendah dalam lima tahun awal pekan ini, melambung 1,8 persen hari ini.

Indeks acuan Hong Kong melonjak sebesar 3,6 persen, setelah mengalami awal tahun yang paling fluktuatif sejak 2020 setelah jatuh pada Senin ke posisi terendah dalam 15 bulan. Yuan mencapai level tertinggi sejak 12 Januari 2024.

Kepala Penelitian dan Strategi FX Regional Maybank Saktiandi Supaat menuturkan tujuannya sebenarnya adalah meningkatkan likuiditas. Sehingga bank dapat memberikan lebih banyak pinjaman kepada nasabah dan mengambil lebih banyak risiko serta membeli lebih banyak obligasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Di luar ini, saya pikir mereka perlu berbuat lebih banyak untuk melakukan 'spirit hewan', dan roh hewan (salah satu) mungkin merupakan ekonomi yang kuat, perasaan akan peningkatan efek kekayaan, fungsi ekuitas menjadi lebih kuat.Saya pikir masih banyak yang harus dilakukan," jelas dia.

Butuh lebih langkah lagi

Kepala Pertumbuhan dan pendapatan Multiaset Schroders Remi Olu-Pitan menuturkan ini adalah langkah ke arah yang benar sebelum langkah selanjutnya. Namun dia menuturkan Tiongkok membutuhkan kebijakan yang lebih transparan dalam hal arah regulasi.

"Kebijakan dukungan tambahan sebenarnya akan datang dari AS dalam kaitannya dengan The Fed," jelas dia.

Kepala Penelitian Ekonomi, Pasar Modal Daiwa Chris Scicluna menuturkan kebijakan ini bisa sebagai alat yang lebih efektif daripada penurunan suku bunga di Tiongkok.

"Ini adalah langkah yang disambut baik, namun tidak akan membawa perubahan besar. Masih ada pertanyaan mengenai sejauh mana Tim Nasional, dan berbagai institusi dapat mencoba bekerja sama untuk mendukung pasar dan memulai pembelian saham. Serta menarik garis di bawah aksi jual di sana," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)