Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
London: Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan perkiraan pertumbuhan global untuk 2023 tidak berubah, meskipun ada perbedaan mendasar yang signifikan antar wilayah. IMF juga menaikkan perkiraan inflasi untuk beberapa tahun ke depan.
Laporan Outlook Ekonomi Dunia (WEO) yang diperbarui, yang dirilis saat IMF mengadakan pertemuan tahunannya di Marrakesh, mempertahankan perkiraan pertumbuhan global sebesar tiga persen untuk tahun ini dan memangkas perkiraan 2024 menjadi 2,9 persen, turun 0,1 persen dari perkiraan sebelumnya pada Juli.
Inflasi, yang telah turun tajam sejak tahun lalu, diperkirakan akan tetap tinggi sebesar 6,9 persen tahun ini, naik sedikit dari Juli, dan 5,8 persen pada 2024.
Inflasi yang lebih tinggi dapat memaksa bank sentral untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, yang kemungkinan besar akan berdampak pada pertumbuhan global.
"Perekonomian global telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa seiring dengan upaya pemulihan dari pandemi covid-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan krisis biaya hidup," kata IMF di WEO, dilansir The Business Times, Rabu, 11 Oktober 2023.
Namun, laporan tersebut juga mencatat pertumbuhan masih lambat dan tidak merata, dengan meningkatnya kesenjangan global.
"Perekonomian global sedang tertatih-tatih, tidak berlari kencang," tutur peringatan IMF.
Di antara negara-negara maju, perbedaan prospek ekonomi antara Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang.
Perekonomian AS kini diperkirakan tumbuh sebesar 2,1 persen tahun ini, naik 0,3 poin persentase, dan sebesar 1,5 persen tahun depan, naik setengah poin persentase dari prediksi sebelumnya.
Kawasan Uni Eropa
Sementara itu, kawasan Uni Eropa diperkirakan tumbuh hanya 0,7 persen tahun ini atau turun 0,2 poin persentase dari bulan Juli, dan berkurang 1,2 persen pada tahun 2024.
Menurut Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, alasan utama perbedaan prediksi ekonomi adalah dampak jangka panjang dari perang di Ukraina terhadap harga energi.
"Tidak seperti Eropa, Amerika Serikat adalah eksportir energi bersih, jadi ketika harga energi naik, mereka menjadi lebih kaya," katanya.
Ia juga menyebutkan belanja konsumen AS yang lebih tangguh, dampak kenaikan suku bunga yang lebih kecil karena tingginya prevalensi hipotek jangka panjang, dan dukungan fiskal terkait pandemi yang lebih besar dibandingkan di Eropa.
Di antara negara-negara Eropa, prospek Jerman telah memburuk sejak bulan Juli, menjadikannya satu-satunya negara di kelompok negara maju G-7 yang diperkirakan akan memasuki resesi tahun ini atau tahun depan.
Sementara itu, IMF secara tajam menaikkan proyeksi perekonomian Jepang menjadi 2,0 persen untuk tahun ini, karena permintaan yang terpendam, peningkatan jumlah wisatawan asing, dan kebijakan yang akomodatif, serta kembali pulihnya ekspor otomotif.
Revisi pertumbuhan ekonomi Tiongkok
IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk dua tahun ke depan, dengan mengatakan bahwa investasi yang lebih rendah karena masalah real estate di negara tersebut adalah kontributor utama.
IMF kini memperkirakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini akan tumbuh sebesar 5,0 persen tahun ini, dan 4,2 persen pada 2024, masing-masing turun 0,2 dan 0,3 poin persentase.
Gourinchas mengatakan perkiraan pertumbuhan Tiongkok yang berada di bawah tren memerlukan tindakan yang sangat kuat dan cukup besar dari pemerintah untuk benar-benar mengembalikan kepercayaan pada sektor ini.
Ekonomi India
IMF memperkirakan negara tetangga Tiongkok, India, akan memiliki kinerja yang jauh lebih baik, sehingga menaikkan perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini menjadi 6,3 persen, sejalan dengan proyeksi pertumbuhannya yang tidak berubah pada 2024.
Prospek pertumbuhan tahun ini untuk Timur Tengah dan Asia Tengah dipotong setengah poin persentase menjadi dua persen, terseret oleh penurunan tajam perkiraan pertumbuhan Arab Saudi yang kaya akan minyak.
Serta di Afrika Sub-Sahara, prospeknya sedikit memburuk, dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 3,3 persen, turun 0,2 poin persentase di tengah proyeksi perlambatan perekonomian Nigeria.
Ekonomi Rusia
Perekonomian Rusia tetap lebih tangguh dibandingkan perkiraan banyak ekonom sejak invasi ke Ukraina dimulai pada Februari tahun lalu.
IMF sekali lagi menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Rusia menjadi 2,2 persen untuk tahun ini, naik 0,7 poin persentase dari Juli. Prospek pertumbuhan ekonomi Rusia untuk tahun depan turun sedikit menjadi 1,1 persen.
"Defisit fiskal Rusia diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,7 persen tahun ini, naik tajam dari 2022 tetapi jauh lebih rendah dari perkiraan pada Juli," menurut juru bicara IMF.