Serangan Artileri di Kamp Pengungsi Myanmar Tewaskan 29 Orang

Seorang personel Tentara Kemerdekaan Kachin berada di area hutan Kachin, Myanmar, 17 Maret 2018. ((AP Photo/Esther Htusan, File)

Serangan Artileri di Kamp Pengungsi Myanmar Tewaskan 29 Orang

Willy Haryono • 10 October 2023 19:00

Laiza: Serangan artileri menghancurkan sebuah kamp pengungsi di negara bagian Kachin, Myanmar, dan menewaskan setidaknya 29 orang. Dari total kematian tersebut, beberapa di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada Senin kemarin menjelang tengah malam. Kamp tersebut berlokasi sekitar tiga mil dari sebuah pangkalan di Laiza, kota di Myanmar yang berbatasan dengan Tiongkok.

Kota Laiza dikuasai Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), yang telah berkonflik dengan junta militer Myanmar selama bertahun-tahun.

Khon Ja, seorang aktivis Masyarakat Sipil Jaringan Perdamaian Kachin, mengaku telah mengunjungi rumah sakit setempat dan mendapat informasi bahwa 29 orang tewas dan 59 lainnya mengalami luka-luka.

"Bomnya terlalu kuat. Sebuah desa hancur total dan hilang," kata Khon Ja, mengutip dari laman Sky News, Selasa, 10 Oktober 2023.

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah bayangan di Myanmar, menyalahkan junta militer atas serangan di dekat Laiza. Mereka mengutuk gempuran artileri tersebut sebagai serangan keji terhadap warga sipil, dan mendesak dunia untuk mengambil tindakan guna menghentikan kekejaman dan mengadili para jenderal Myanmar.

"Tindakan dewan militer ini adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata juru bicara NUG Kyaw Zaw, seraya menambahkan bahwa serangan di perbatasan dengan Tiongkok menunjukkan junta tidak menghormati tuntutan negara tetangganya akan perdamaian dan stabilitas.

Junta Myanmar

Juru bicara junta Myanmar mengatakan militer tidak bertanggung jawab atas serangan di kamp pengungsi dekat Laiza.

"Kami sedang menyelidikinya. Kami selalu menjaga situasi perdamaian di perbatasan," kata Zaw Min Tun kepada kantor berita People Media, seraya menambahkan bahwa serangan artileri tersebut mungkin melibatkan amunisi milik kelompok pemberontak.

Myanmar telah terlibat konflik brutal di berbagai wilayah setelah kudeta tahun 2021 yang menyebabkan junta militer mengambil alih kekuasaan pemerintah sipil.

Baca juga:  Defend ID: PT Pindad Tak Pernah Ekspor Senjata ke Myanmar Sejak 1 Februari 2021

Protes yang meluas terjadi usai kudeta, yang direspons secara brutal oleh pasukan keamanan. Tentara etnis minoritas dan gerakan perlawanan terus berjuang untuk melemahkan junta militer Myanmar.

Ketegangan di Myanmar telah menyebabkan lebih dari satu juta orang di negara tersebut mengungsi, menurut data PBB.

Perwakilan PBB di Myanmar mengatakan melalui Facebook bahwa mereka sangat prihatin dengan laporan insiden di dekat Laiza, dan menegaskan kembali bahwa "warga sipil tidak boleh menjadi sasaran."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)