Pengungsi Bencana di Cianjur Bakal Terus Bertambah

Pergerakan tanah di Desa Sinarlaut, Cianjur.

Pengungsi Bencana di Cianjur Bakal Terus Bertambah

Benny Bastiandi • 9 December 2024 15:17

Cianjur: Jumlah pengungsi terdampak bencana hidrometeorologi basah yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Rabu, 4 Desember 2024, terus bertambah. Berdasarkan data terbaru BPBD setempat, jumlah warga yang terdampak sebanyak 3.268 jiwa tersebar di Kecamatan Agrabinta, Cijati, Pagelaran, Kadupandak, Leles, Sukanagara, Tanggeung, Cibinong, Pasirkuda, Takokak, dan Sindangbarang.

"Hingga Minggu, 8 Desember, pukul 19.00 WIB, jumlah pengungsi mencapai 1.641 jiwa. Kemungkinan masih terus bertambah," kata Asep di sela kegiatan rapat koordinasi percepatan penanganan bencana di Bale Prayoga Komplek Pendopo Cianjur, Senin, 9 Desember 2024.

Secara keseluruhan, kata Asep, bencana hidrometeorologi basah di Kabupaten Cianjur terjadi di 18 kecamatan. Terdiri dari Kecamatan Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, Tanggeung, Cilaku, Cikalongkulon, dan Cikadu. 

"Jadi, dari 18 kecamatan ini tidak semuanya ada pengungsi. Titik pengungsian ada di 11 kecamatan. Sedangkan yang 7 kecamatan lainnya terdampak kerusakan infrastruktur," ujarnya.

Asep mengungkap berbagai kejadian bencana mengakibatkan sebanyak 625 rumah rusak, 280 rumah terancam, dan 544 rumah terendam. Untuk rumah terendam, kata dia, saat ini airnya sudah berangsur surut, sehingga mayoritas warga sudah kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing.

"Sedangkan untuk yang rusak sebanyak 625 rumah, belum bisa dikriteriakan tingkat kerusakannya. Semua masih dalam pendataan," jelas Asep.

Baca: 

Gempa Rusak 113 Rumah dan Fasilitas Umum di Garut


Mayoritas penyebab rumah rusak akibat terdampak pergerakan tanah. Pemkab Cianjur menawarkan solusi relokasi bagi warga yang rumahnya rusak akibat pergerakan tanah.

"Tapi ini harus ada penelitian dulu. Kami belum bisa menentukan. Harus ahlinya. Kami sudah bersurat ke Badan Geologi (Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi) untuk mengkaji wilayah mana saja yang harus direlokasi atau tidak," tuturnya.

Bencana juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan di 39 titik, irigasi di 5 titik, dan jembatan di 8 titik. Asep menuturkan kegiatan rakor digelar untuk mempercepat penanganan selama masa tanggap darurat bencana.

"Rakor ini bertujuan untuk penanganan ke depan, terutama pendataan karena di lapangan dengan cepat berubah datanya. Untuk pendataan ini kami minta bantuan dari semua OPD, karena kalau ditangani sendiri BPBD pasti akan lama. Sebab, wilayah yang terdampak cukup luas di 18 kecamatan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)