PGN. Foto: MI
Jakarta: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) merombak jajaran direksinya dalam RUPS Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 14 November 2023. RUPSLB mengangkat Amin Sunaryadi, menjadi Komisaris Utama PGN, menggantikan Achandra Tahar, dan Arief Handoko menjadi Direktur Utama PT PGN Tbk.
Perombakan ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi PGN. Keduanya yang merupakan mantan auditor diharapkan bisa menyelesaikan banyak masalah mismanajemen yang telah merugikan PGN puluhan triliun hasil warisan mantan direksi sebelumnya.
"Menurut LHP BPK RI ke KPK pada April 2023, kerugian negara akibat ketidakhati-hatian telah terjadi hingga 2022, mulai dari era Dirut PGN dijabat oleh Hendy Priyo Santoso hingga Jobi Triananda Hasjim," ujar Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, dalam keterangan tertulis, Minggu, 19 November 2023.
Namun, kata Yusri, potensi kerugian dari kontrak LNG dengan Gunvor di era Haryo Yunianto memang belum tercatat di buku PGN. Sebab, realisasi kargo LNG akan baru mulai pada Januari 2024 hingga Desember 2027, dan PGN baru menerima klaim kerugian dari Gunvor setelahnya.
"Kami perkirakan kasus akan menyusul ke proses penegakan hukum di tahun depan," kata Yusri.
Yusri membeberkan catatan soal dugaan kerugian yang dialami PGN Group, di antaranya kerugian minimal PGN dari FSRU Lampung sebesar USD131,27 juta, kerugian dari pemberian uang muka kepada PT Inti Alasindo Energi (PT Isar Gas Group) senilai USD150 juta, hingga kerugian PT Saka Energi USD347 juta akibat akuisisi tiga wilayah kerja yang tidak sesuai proses bisnis.
Di samping itu, dia menyoroti perombakan di PT PLN. Di antaranya mengangkat Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama PT PLN dan Achandra Tahar menjadi Komisaris Independen PT PLN.
"Banyak kalangan mensinyalir perpindahan posisi Achandra Tahar dari PGAS ke PLN adalah sebagai hadiah setelah dia berhasil meninggalkan masalah kontrak LNG dengan Gunvor yang berpotensi merugikan PT PGN Tbk antara USD118 juta hingga USD337 juta mulai 2024 hingga akhir 2027," beber Yusri.
Dia mengaku mendapat bocoran dari internal Pertamina yang sangat kredibel, kontrak LNG antara PGN dengan Gunvor untuk 29 kargo LNG selama 4 tahun dan potensi kerugiannya bisa sampai USD1,2 miliar atau Rp18 triliun, namun masih dirahasiakan angka ini.