Pesawat Jeju Air yang jatuh di Korea Selatan. Foto: Yonhap
Fajar Nugraha • 30 December 2024 22:00
Muan: Korea Selatan tengah berduka setelah kecelakaan pesawat Jeju Air menewaskan 179 orang dalam tragedi penerbangan terburuk yang pernah terjadi di negara tersebut pada Minggu 29 Desember 2024. Tim penyelidik dari Amerika Serikat telah bergabung dengan otoritas setempat untuk menyelidiki penyebab kecelakaan yang mengguncang dunia penerbangan.
Kecelakaan ini melibatkan pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air yang membawa 181 orang dalam penerbangan dari Thailand menuju Korea Selatan. Pesawat tersebut jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Muan dan langsung terbakar, menewaskan hampir seluruh penumpang kecuali dua pramugari yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan pesawat.
Melansir dari Channel News Asia, Senin 30 Desember 2024, kemungkinan besar kecelakaan ini disebabkan oleh serangan burung yang membuat pesawat hancur hampir sepenuhnya dan melontarkan penumpang keluar dari badan pesawat.
Rekaman video menunjukkan pesawat dengan nomor penerbangan 2216 itu mendarat dalam posisi perut di landasan, tergelincir keluar lintasan dengan asap mengepul dari mesinnya, sebelum menabrak tembok dan meledak dalam kobaran api.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) mengonfirmasi bahwa mereka akan memimpin tim investigasi yang melibatkan Boeing dan Otoritas Penerbangan Federal (FAA) untuk bekerja sama dengan pihak Korea Selatan dalam mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut.
Otoritas setempat menyatakan bahwa kedua kotak hitam, yaitu perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit, telah ditemukan. Salah satu pramugari yang selamat sadar dan dapat berkomunikasi di rumah sakit pada Minggu malam.
"Ketika saya terbangun, saya sudah dalam kondisi diselamatkan," kata pramugari berusia 33 tahun tersebut kepada tim medis.
Ia mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh, sementara kru lainnya, seorang wanita berusia 25 tahun, mengalami cedera pergelangan kaki dan kepala.
Di terminal bandara, keluarga korban yang menanti kabar tidak dapat menahan tangis mereka. Petugas membacakan nama 65 korban yang telah diidentifikasi, memicu duka mendalam di antara keluarga yang hadir.
Tim penyelamat yang bekerja di bawah sorotan lampu besar menggunakan derek raksasa untuk mengangkat bangkai pesawat yang hangus dari landasan. Puing-puing kursi dan bagasi terlihat berserakan di lapangan dekat landasan, sementara ekor pesawat yang terbakar menjadi saksi bisu tragedi tersebut.