Pencarian Korban Tanah Longsor Papua Nugini Dihentikan karena Berbahaya

Lokasi tanah longsor yang melanda Papua Nugini. Foto: ABC News

Pencarian Korban Tanah Longsor Papua Nugini Dihentikan karena Berbahaya

Marcheilla Ariesta • 5 June 2024 12:38

Port Moresby: Ratusan penduduk desa yang terkubur tanah longsor di Papua Nugini tidak akan dapat ditemukan. Hal ini diungkapkan militer Papua Nugini, menggambarkan zona bencana sebagai ‘terlalu berbahaya’ untuk dioperasikan.

“Semua upaya untuk mengevakuasi jenazah telah dibatalkan karena adanya bahaya tanah longsor lebih lanjut,” kata Mayor Joe Aku, dikutip dari AFP, Rabu, 5 Juni 2024.

“Pemulihan tidak bisa dinegosiasikan pada tahap ini,” sambung Joe Aku.

Aku, salah satu perwira militer terkemuka yang mengawasi lokasi tersebut, menyatakan daerah dataran tinggi tersebut sebagai “zona terlarang” yang akan ditutup bagi masyarakat dan pihak berwenang sampai pemberitahuan lebih lanjut.

“Terlalu berbahaya berada di lokasi pada saat ini. Ini adalah tanah longsor terburuk dan terbesar yang pernah saya lihat,” kata Joe Aku.

Papua Nugini adalah salah satu wilayah paling rawan bencana di dunia dan tanah longsor sangat umum terjadi di dataran tinggi.

Perkiraan awal pemerintah Papua Nugini mengatakan, sebanyak 2.000 orang mungkin telah terkubur dalam longsor 24 Mei, meskipun Aku mengatakan jumlah ini mungkin mendekati 650 orang.

Hanya sembilan jenazah yang ditemukan, menurut otoritas kesehatan setempat.

Laporan internal departemen pertambangan dan geohazard Papua Nugini, memperingatkan ada “kemungkinan besar terjadinya tanah longsor lebih lanjut” di lokasi tersebut “dalam waktu dekat”. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa setiap akses ke wilayah tersebut harus dibatasi hanya untuk para ahli.

Pemerintah setempat memperkirakan 7.849 orang tinggal di dua kelurahan yang terkena bencana.

“Banyak dari orang-orang ini telah dievakuasi dan bergantung pada bantuan lembaga atau negara mitra untuk bertahan hidup,” kata Aku.

Dia menambahkan diskusi sedang dilakukan dengan masyarakat dan pemerintah setempat mengenai kemungkinan pembuatan monumen peringatan bagi mereka yang terkubur di bawah reruntuhan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)