Ilustrasi--Seekor komodo terlihat di Taman Nasional (TN) Komodo Loh Liang, Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (23/6/2022). (MI/Sumaryanto)
Manggarai Barat: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup aktivitas pariwisata di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rencana itu tengah digodok dan realisasinya diproyeksikan tahun depan.
Penutupan aktivitas wisata di TN Komodo bertujuan memulihkan destinasi dari aktivitas wisata yang intens selama ini. Kebijakan itu juga untuk menjaga keberlanjutan kawasan konservasi TN Komodo dengan mengelola tingkat kunjungan wisatawan.
"Kami akan menutup kawasan TNK secara reguler yang bertujuan mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan konservasi serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK," kata Kepala BTNK Hendrikus Rani, Rabu, 17 Juli 2024.
Hendrikus menegaskan rencana penutupan sementara kawasan TN Komodo didahului dengan melakukan kajian ilmiah terkait daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap kawasan konservasi dan industri pariwisata.
"Saat ini masih dalam diskusi informal, dalam konsep jika ditutup sehari maka diharapkan wisatawan melakukan aktivitas wisata di luar kawasan dan meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo," ucap dia.
BTNK mencatat sebanyak 300.488 wisatawan melakukan kunjungan wisata ke TN Komodo sepanjang 2023, kondisi ini terus meningkat pascapandemi covid.
Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang melakukan studi terkait daya dukung daya tampung di kawasan TNK demi keberlanjutan kawasan konservasi di tengah potensi meningkatnya kunjungan pariwisata karena penerbangan internasional ke Labuan Bajo dan minat wisata alam.
"Kami harus juga mempersiapkan diri, salah satunya adalah kajian daya dukung lagi untuk dapat jumlah yang pas," terang Hendrikus.
Ia juga berharap pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dapat mengelola destinasi wisata di luar kawasan TN Komodo sehingga menjadi tujuan wisatawan.
Didukung Pemkab
Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat, Stefan Jemsisori, menyatakan mendukung rencana penutupan aktivitas pariwisata di TN Komodo. Hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat.
"Pada prinsipnya kami mendukung, karena ini bicara soal konservasi. Kita mau TN Komodo ini umur panjang atau tidak. Kalau mau kita harus jaga, jangan ikut maunya wisatawan. TN Komodo butuh waktu dan ruang untuk recovery," kata dia.
Penutupan TN Komodo dari aktivitas wisata menurut dia dapat memberi keuntungan tersendiri untuk spot-spot wisata di daratan Labuan Bajo sebagai destinasi Utama. Sebab selama ini kunjungan wisatawan hanya terpusat di
Taman Nasional Komodo.
"Buat kami pemerintah daerah di satu sisi kami sedikit ada untung dari kebijakan ini membatasi sementara jumlah kunjungan wisatawan, supaya wisatawan juga terbagi ke luar kawasan, ini tentu positif buat pemerintah daerah," jelasnya.
Kendati demikian, Stefan mengingatkan pemerintah pusat perlu mempertimbangkan dampak buruk dari penutupan Taman Nasional Komodo yang telah menjadi nadi pariwisata Labuan Bajo, sehingga tak berdampak negatif terhadap citra pariwisata destinasi super prioritas itu.