Rusia Tuduh AS dan Barat Destabilisasi Tatanan dan Ekonomi Global

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Foto: EFE

Rusia Tuduh AS dan Barat Destabilisasi Tatanan dan Ekonomi Global

Medcom • 17 July 2024 19:05

Moskow: Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah mendestabilisasi tatanan hukum internasional dan ekonomi global. Tuduhan ini disampaikan Lavrov pada debat Dewan Keamanan PBB tentang “parameter tatanan dunia yang adil” pada hari Selasa, 16 Juli.

Lavrov mengatakan bahwa fondasi tatanan hukum internasional, stabilitas strategis, dan sistem politik global yang berpusat pada PBB sedang diuji. Ia menekankan perlunya mengatasi akar penyebab konflik global dan memulihkan kepercayaan pada kemampuan dunia untuk bersatu demi kebaikan bersama dan keadilan bagi semua.

“AS telah lama menyatakan keistimewaannya sendiri,” ujar Lavrov, seperti dikutip Anadolu, Rabu 17 Juli 2024.

“Ini juga berlaku untuk sikap Washington terhadap sekutu-sekutunya, yang menuntut ketaatan yang tak perlu dipertanyakan lagi, bahkan hingga merugikan kepentingan nasional mereka,” tutur Lavrov.

Ia juga menuduh Barat secara agresif membongkar sistem global yang awalnya dibangun untuk mengekang Rusia, Tiongkok, dan negara-negara lain yang dianggap menantang hegemoni Barat.

“Washington telah melakukan segalanya untuk meledakkan, termasuk secara harfiah, dengan mengorganisir serangan teroris terhadap pipa gas Nord Stream, fondasi kerja sama energi yang saling menguntungkan antara Rusia, Jerman, dan Eropa,” kata Lavrov.

“AS telah menodongkan senjata ke seluruh Barat dan memperluas perang dagang serta ekonominya terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak diinginkan,” tegas Lavrov.

Lavrov menambahkan bahwa hal itu “melepaskan kampanye unilateral yang belum pernah terjadi sebelumnya, langkah-langkah koersif yang menghantam Eropa terlebih dahulu dan mengarah pada fragmentasi ekonomi dunia.”

Di samping itu, menjelang pertemuan yang diketuai oleh Lavrov, Ukraina dan puluhan negara lainnya mengkritik Rusia karena mengadakan sesi tersebut. Utusan PBB dari Ukraina, Sergiy Kyslytsya, menyatakan bahwa topik perdebatan ini menunjukkan kemunafikan Rusia.

“Pertemuan hari ini tidak boleh mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari pelanggaran mencolok Rusia terhadap Piagam PBB dan penyalahgunaannya terhadap Dewan Keamanan PBB sambil secara sinis berusaha menampilkan diri sebagai penjaga tatanan multilateral,” kata Kyslytsya atas nama 50 negara anggota.

“Kami menegaskan kembali kecaman tegas kami terhadap agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina, dan menegaskan kembali dukungan kami yang tak tergoyahkan untuk kemerdekaan politik, kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional,” pungkas Kyslytsya.


(Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)