Budi Daya Ikan Bioflok Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Santri di Bondowoso

Ilustrasi perikanan. Foto: MI.

Budi Daya Ikan Bioflok Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Santri di Bondowoso

Arif Wicaksono • 31 March 2024 09:43

Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong budi daya ikan sistem bioflok di Pondok Pesantren, sebagai upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta meningkatkan ketahanan pangan dan pemenuhan gizi para santri.

“Budidaya ikan sistem bioflok itu sangat menjanjikan keuntungan dan dapat menopang ketahanan pangan dan peningkatan gizi di kalangan santri. Apabila dilakukan sesuai dengan tahapan prosedur budi daya yang benar," ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau bioflok budidaya ikan di Pondok Pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dikutip dari Infopublik.id, Minggu, 31 Maret 2024.
 

baca juga:

KKP Permudah Ekspor Produk Perikanan Lewat Bandara


Budi daya ikan sistem bioflok di pesantren tersebut terus tumbuh. Jumlahnya bertambah dua kali lipat dari yang semula sebanyak delapan kolam yang diberikan KKP empat tahun lalu. Ukuran kolam bioflok rata-rata berdiameter 3 meter.

“Apabila usaha budi daya ikan dengan sistem bioflok itu bisa terus berkembang, KKP punya LPMUKP untuk meningkatkan kapasitas permodalan UMKM sektor kelautan dan perikanan. Nah kalau sudah memenuhi kriteria dan optimistis usaha budi daya ikan sistem bioflok berkelanjutan dan berkembang, bisa mengajukan permohonan pinjaman BLU LPMUKP. Nantinya skala usahanya dapat menjadi besar,” terang Trenggono.

picu peningkatan produktivitas pertanian

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Haeru Rahayu juga menyampaikan budi daya ikan sistem bioflok merupakan teknologi untuk memicu peningkatan produktivitas perikanan dan ketahanan pangan berprotein. Tentunya secara otomatis juga menghadirkan peluang untuk keterlibatan masyarakat yang lebih banyak.

“Budi daya ikan sistem bioflok di pondok pesantren itu sangat pas, agar asupan protein para santri lebih terpenuhi, karena anak-anak di pondok pesantren adalah anak-anak usia tumbuh yang membutuhkan protein tinggi untuk tumbuh kembang dan kecerdasan,” ungkap Dirjen Tebe.

Dirjen Tebe menambahkan selain dikonsumsi santri untuk tumbuh kembang dan kecerdasan, juga dapat menumbuhkan jiwa entrepreneur para santri sebagai bekal masa depannya sehingga ketika tamat dari pesantren bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan sekaligus usaha melalui budi daya ikan sistem bioflok.

“Kami berpesan budi daya ikan sistem bioflok itu memiliki keunggulan di antaranya tingkat penggunaan pakan menjadi semakin efisien dan terbukti meningkatkan kepadatan dalam kolam. Kami berharap para santri bisa mendukung budi daya ikan sistem bioflok tersebut, bukan bermain main di area sekitar kolam. Tentunya hal penting yang harus diingat dalam budidaya ikan adalah ketekunan dalam pengecekan setiap harinya. Pencatatan merupakan tindakan yang penting dilakukan untuk mendokumentasikan hal penting yang terjadi selama budi daya,” pesan Dirjen Tebe.

KKP lakukan pendampingan teknis

Haeru mengatakan KKP akan terus melakukan pendampingan teknis agar teknologi bioflok tepat guna dan tidak keliru dalam penerapannya sehingga bisa terasa keunggulan dan keuntungannya. Teknologi tersebut diyakini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat secara signifikan dengan tetap mengutamakan prinsip keberlanjutan. Penerapan teknologi ini juga terbukti efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya air dan lahan.

“KKP akan terus mendukung Pondok Pesantren Al Ishlah dalam mengembangkan produksi budi daya ikan sistem bioflok yaitu salah satunya akan memberikan dukungan sarana dan prasarana lagi dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo dan juga bantuan benih ikan yang berkualitas dari Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi,” kata Dirjen Tebe.

Hal senada disampaikan Kepala BPBAP Situbondo, Boyun Handoyo. Melalui budi daya ikan sistem bioflok, dia berharap pondok pesantren bisa menjadi inkubator bisnis usaha budi daya ikan yang berkelanjutan. Di samping itu, adanya bioflok di pondok pesantren juga dapat menjadi ajang untuk regenerasi pelaku budidaya dari generasi milenial.

“BPBAP Situbondo dan UPT DJPB khususnya yang membidangi budi daya ikan air tawar siap menerima amanah meningkatkan kontribusi masyakarat dalam mengembangkan teknologi budidaya ikan sistem bioflok. Tentunya Pondok Pesantren tidak perlu merasa khawatir dalam mengembangkan usaha budidaya ikan sistem bioflok. Keberadaan BPBAP Situbondo selalu siap mendukung dan tentunya dengan kolaborasi dan sinergi dari Pemerintah Daerah dan Penyuluh Perikanan,” ungkap Boyun Handoyo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)