Harga Minyak Naik Tajam Dipicu Gangguan Produksi di Norwegia

Ilustrasi. Foto: Unplash

Harga Minyak Naik Tajam Dipicu Gangguan Produksi di Norwegia

Annisa ayu artanti • 19 November 2024 08:44

Jakarta: Harga minyak ditutup naik tajam pada hari Senin. Penguatan harga minyak tersebut dipicu oleh gangguan produksi di ladang minyak Johan Sverdrup di Norwegia.
 
Melansir Investing.com, Selasa, 19 November 2024, pada pukul 14.30 WIB (1930 GMT), harga minyak mentah berjangka AS diperdagangkan 3,2 persen lebih tinggi dan menetap di USD69,16 per barel. Sementara untuk kontrak Brent naik 3,2 persen menjadi USD73,30 per barel.

Gangguan produksi di Norwegia

Equinor, perusahaan milik pemerintah Norwegia, mengatakan bahwa mereka telah menghentikan produksi minyak mentah di ladang minyak Johan Sverdrup menyusul pemadaman listrik di darat.
 
Gangguan pada produksi di Johan Sverdrup, ladang minyak dengan produksi tertinggi di Eropa yang menyumbang sekitar seperempat dari seluruh produksi minyak di Laut Utara terjadi di saat banyak pihak khawatir akan surplus pasokan tahun depan di tengah-tengah rencana OPEC dan non-OPEC untuk meningkatkan produksi.
 
“Kekhawatiran yang terus berlanjut atas prospek permintaan yang suram di China dan prospek pasokan global yang cukup untuk tahun depan terus membatasi kenaikan harga yang besar,” kata para analis di ING, dalam sebuah catatan.
 
Baca juga: 

Harga Minyak Dunia Merosot Lagi Gegara Permintaan Tiongkok Melemah



Ilustrasi. Foto: Freepik
 
Kontrak acuan turun lebih dari tiga persen minggu lalu karena data yang lemah dari Tiongkok dan setelah Badan Energi Internasional memperkirakan pasokan minyak global akan dengan mudah melebihi permintaan pada tahun 2025 bahkan jika pemangkasan tetap dilakukan oleh sekelompok produsen utama.
 
Data EIA telah menunjukkan produksi minyak AS masih mendekati rekor, tetapi pasar sekarang lebih banyak melakukan eksekusi setelah pengumuman Chris Wright, CEO Liberty Energy, akan ditunjuk sebagai Menteri Energi berikutnya.
 
Pemilihan Wright oleh Presiden terpilih Donald Trump juga dipandang sebagai sinyal kuat dari fokus pemerintahan yang akan datang untuk meningkatkan produksi bahan bakar fosil dalam negeri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)