Korea Selatan Selidiki Gelombang Kematian Mendadak 180 Kucing

Gelombang kematian mendadak kucing di Korea Selatan dicurigai diakibatkan faktor makanan. (ST FILE)

Korea Selatan Selidiki Gelombang Kematian Mendadak 180 Kucing

Willy Haryono • 19 May 2024 12:57

Seoul: Gelombang kematian kucing yang tidak dapat dijelaskan telah memicu perselisihan antara pemilik hewan peliharaan dan pihak berwenang di Korea Selatan, di mana para pemilik mencurigai bahwa penyebabnya berasal dari faktor makanan.

Menurut kelompok aktivis hewan lokal Life dan Myoeon, total ada 513 kasus kucing yang menunjukkan gejala serupa – penyakit neuromuskular akut, demam tinggi, peningkatan enzim hati dan gagal ginjal.

Ratusan kasus tersebut telah dikumpulkan dan didokumentasikan per tanggal 12 Mei 2024. Dari total hewan yang terkena dampak, 181 di antaranya telah mati.

Semua kucing terdampak telah mengonsumsi makanan kucing yang dibuat satu produsen dari Januari hingga April tahun ini, menurut keterangan sejumlah aktivis yang mengutip laporan para pemilik.

Produsen makanan hewan yang dicurigai merupakan produsen berbasis kontrak di balik hampir 30 produk makanan hewan dari berbagai merek di Korea Selatan.

Namun, Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan Korea Selatan tidak menemukan korelasi antara kematian mendadak dan makanan kucing buatan produsen tersebut.

Pihak kementerian telah menguji lebih dari 50 sampel makanan hewan yang tersedia saat ini, termasuk yang dicurigai para pemilik kucing, untuk menguji ada tidaknya 78 zat beracun, tujuh virus, dan dua jenis parasit dan kuman.

Tes tambahan telah dilakukan pada 10 bangkai kucing oleh Badan Karantina Hewan dan Tumbuhan Korea Selatan. Hasil tes tidak memberikan hasil meyakinkan.

Hasil tes menunjukkan bahwa gelombang kematian mendadak kucing di Korea Selatan baru-baru ini bukan disebabkan wabah flu burung, yang diidentifikasi Kementerian Pertanian sebagai penyebab kematian 38 kucing di penampungan hewan di Yongsan-gu, Seoul, pada Agustus 2023. Wabah tersebut terkait dengan strain AI H5N1 yang sangat patogen yang ditemukan dalam makanan kucing.

Saat mengumumkan hasil tes tersebut, kementerian mengatakan: "Mengingat potensi kematian yang disebabkan faktor lain, kami akan terus menyelidiki kemungkinan penyebab dan melakukan serangkaian tes."

Pihak kementerian akan bekerja sama dengan pakar industri dan kelompok masyarakat terkait untuk menetapkan langkah-langkah pencegahan dan terus memantau masalah ini.

Baca juga:  Bukan Hanya Manusia, Kucing pun Bisa Terkena Asma, Lho!

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)