Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat memantau fasilitas pengolahan sampah modern TPPAS Lulut-Nambo.
20 August 2024 21:26
Bogor: Pemerintah Jawa Barat diminta segera mengoperasikan fasilitas pengolahan sampah modern TPPAS Lulut-Nambo. Fasilitas ini sudah mangkrak selama lebih dari sepuluh tahun, padahal pembangunannya sudah selesai.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk segera bertindak. Menurutnya, proyek ini sangat penting untuk mengurus sampah dari empat kabupaten/kota di sekitarnya.
“Bangunan sudah ada, tinggal ganti mesin. Kita harapkan dalam 3-4 bulan sudah bisa dioperasikan,” kata Menteri Hanif saat mengunjungi lokasi.
Ia menjelaskan bahwa TPPAS ini akan menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Teknologi ini mengubah sampah menjadi bahan bakar yang bisa digunakan oleh industri.
Kabar baiknya, dua pabrik semen besar di dekat lokasi sudah siap membeli hasil olahan sampah ini. Salah satunya adalah Indocement, yang pabriknya hanya berjarak 4 kilometer dari TPPAS. Dengan begitu, masalah sampah bisa teratasi, dan industri juga mendapatkan sumber energi baru.
Namun, Menteri Hanif mengakui ada masalah yang lebih besar. Masalah utama yang membuat proyek ini terhenti ternyata bukan teknis, melainkan masalah nonteknis.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, mengatakan bahwa Pemprov sudah mulai bergerak. "Gubernur sudah memutus kerja sama lama, dan sekarang kami sedang mengaudit semua aset di Nambo," kata Ai.
Ia menambahkan, Pemprov akan mencari mitra baru, dan PT Indocement sangat mungkin menjadi pilihan utama. “Karena ini situasi darurat, kami berharap mekanisme kerja sama bisa dibuat lebih sederhana,” ujarnya.