Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran (TA) 2026. Foto: dok Kemenko Perekonomian.
Jakarta: Pada 2026, tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) disusun selaras untuk menuju Indonesia Tangguh dan Sejahtera melalui kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan strategi besar kebijakan pemerintah yang telah disiapkan untuk mendukung pencapaian ekonomi di 2026 diantaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis (MBG), program pendidikan, program kesehatan, program pembangunan desa, koperasi, dan UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.
"Beberapa hal yang diarahkan Bapak Presiden terkait dengan aspek kita dan ini kita dorong beberapa hal yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja, pembangunan SDM, pendidikan, kesehatan, kemudian hilirisasi, industrialisasi," jelas Airlangga dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran (TA) 2026, dikutip Sabtu, 16 Agustus 2025.
Selain itu, lanjut Airlangga, pemerintah juga tetap berkomitmen melanjutkan serangkaian langkah strategis melalui berbagai sumber ekonomi baru untuk mendorong daya saing ekonomi, seperti diversifikasi pasar ekspor dan mitra dagang dengan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan memperluas akses ke pasar non-tradisional seperti Afrika dan Timur Tengah.
Pemerintah juga memperkuat kerja sama multilateral, transformasi digital dan ekonomi kreatif, penguatan hilirisasi industri dan semikonduktor, serta transisi energi.
Optimis hadapi downside risks ekonomi global
Airlangga mengakui, kondisi perekonomian global masih dilingkupi sejumlah risiko ketidakpastian dengan adanya ambiguitas kebijakan perdagangan dan tarif, peningkatan tensi geopolitik, volatilitas pasar keuangan, hingga pelemahan permintaan global.
Meski demikian, Indonesia tetap optimis mampu menjaga daya tahan perekonomian di tengah kondisi global saat ini, terlebih realisasi
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 relatif menguat dibandingkan sejumlah negara lain.
Di samping itu, dalam menghadapi
downside risks perekonomian global tersebut, Indonesia mengupayakan terobosan negosiasi perdagangan melalui perluasan cakupan layanan digital, investasi asing, serta reformasi struktural dengan peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja, penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kompetisi dan inovasi, serta adopsi kemajuan teknologi.
"Sejumlah
leading indicator, indeks kepercayaan konsumen positif, kemudian juga penjualan riil juga positif, realisasi investasi tadi juga Bapak Presiden menyampaikan ini sesuai dengan target di Rp924,9 triliun, ekspor-impor neraca perdagangan juga positif, ekspor tumbuh
double digit 11,29 persen dan impor 4,28 persen, neraca perdagangan di Juni 2025 sebesar USD4,1 miliar, dan cadangan devisa relatif aman lebih dari enam bulan," papar Airlangga.
Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimal juga tercermin dari perbaikan pada indikator ketenagakerjaan dimana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)mengalami penurunan dari 4,91 persen pada Februari 2024 menjadi 4,76 persen pada Februari 2025.
Di samping itu, kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan dari 1,26 persen pada Maret 2024 menjadi 0,85 persen pada Maret 2025. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), strategi utama untuk penanggulan kemiskinan tersebut diarahkan melalui stabilitas ekonomi makro dan penciptaan kesempatan kerja.
(Ilustrasi penghitungan APBN. Foto: dok MI)
Pede target pertumbuhan ekonomi tercapai
Ke depan, sambung Airlangga, pemerintah tetap optimis target pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2025 dan 2026 akan dapat dicapai dengan mempertimbangkan peningkatan signifikan investasi, impor barang modal, dan belanja modal pemerintah pada semester I-2025 yang akan berdampak positif terhadap produksi selanjutnya.
Stimulus ekonomi pada semester I-2025 terbukti mampu menjaga resiliensi ekonomi dan akan dilanjutkan pada semester II-2025, deregulasi serta reformasi perdagangan dan investasi yang akan meningkatkan kepercayaan investor, serta perbaikan daya saing untuk pemanfaatan kerja sama perdagangan dan investasi.
"Harapan berikut tentu APBN bisa dieksekusi lebih awal dibandingkan 2025, sehingga akselerasi ekonomi bisa lebih besar dan Pak Presiden tadi berharap Danantara di semester dua dan di tahun depan akan lebih berakselerasi," jelas Airlangga.