Kisah Vinandhika Parameswari, Mahasiswi Indonesia yang Berpuasa di Amerika Serikat

Vinandhika Parameswari (dua kiri bawah) saat berkumpul bersama mahasiswa Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat. (US Embassy)

Kisah Vinandhika Parameswari, Mahasiswi Indonesia yang Berpuasa di Amerika Serikat

Willy Haryono • 22 March 2025 17:37

Washington: Ramadan tahun ini menjadi tahun kedua bagi Vinandhika Parameswari, atau akrab disapa Viki, dalam menjalankan ibadah puasa di Amerika Serikat. Mahasiswi S2 di Johns Hopkins University, Kampus Bloomberg Center, Washington, D.C., ini berbagi pengalaman tentang tantangan dan keberagaman dalam berpuasa di Negeri Paman Sam.

Sebagai seorang muslimah, awalnya Viki sempat khawatir mengenai bagaimana identitasnya akan diterima di lingkungan baru.

Namun, dua tahun tinggal di Amerika Serikat membuktikan bahwa banyak warga setempat, termasuk teman, profesor, dan tetangga, menunjukkan rasa hormat terhadap keyakinannya. Bahkan, ada profesor yang secara khusus mengingatkan Viki untuk berbuka puasa terlebih dahulu sebelum melanjutkan kuliah.

“Tantangan terbesar saat berpuasa di sini tentu berbeda dengan di Indonesia. Tidak banyak orang yang tahu bahwa saat ini adalah bulan Ramadan, sehingga tidak ada atmosfer yang sama seperti di Tanah Air, di mana orang-orang lebih memahami dan terbiasa dengan praktik puasa,” ujar Viki, dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, Sabtu, 22 Maret 2025.

Durasi puasa di Washington DC berlangsung sekitar 12 hingga 13 jam, bergantung pada perubahan daylight saving. Selama ini, Viki mengandalkan platform seperti IslamicFinder untuk mengetahui jadwal sahur dan berbuka puasa.

Meski harus beradaptasi dengan lingkungan yang tidak seramai Indonesia selama Ramadan, Viki tetap berusaha menjaga tradisi dengan memasak makanan khas seperti kolak pisang atau biji salak. Untuk mendapatkan bahan-bahan khas Indonesia, ia kerap berbelanja di toko Asia di Virginia dan Maryland, atau melalui aplikasi daring.

Pengalaman Unik Viki

Ramadan di Amerika Serikat juga membuka peluang bagi Viki dalam menjalin persahabatan lintas budaya. Ia kerap menghadiri acara buka puasa bersama yang diadakan komunitas muslim dari berbagai negara, seperti Pakistan. Ketika berbuka dengan komunitas Pakistan, ia berkesempatan mencicipi hidangan khas seperti naan, chicken korma, dan pakora.

Sementara itu, Permias DC, organisasi mahasiswa Indonesia di ibu kota AS, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC dalam mengadakan acara buka puasa bagi mahasiswa perantau.

Salah satu tempat yang menjadi pusat kegiatan Ramadan bagi komunitas muslim Indonesia di Washington adalah IMAAM Center. Masjid ini didirikan oleh komunitas muslim Indonesia dan diresmikan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014.

Di sana, Viki dan sesama muslim dapat menikmati takjil gratis serta mengikuti salat tarawih berjamaah. Saat Idulfitri tiba, KBRI Washington DC juga menyelenggarakan Open House, di mana masyarakat Indonesia bisa berkumpul, bersilaturahmi, dan menikmati hidangan khas Indonesia.

“Berpuasa di Amerika Serikat memberi saya pengalaman unik dalam memahami bagaimana menjadi bagian dari minoritas. Saya belajar banyak tentang toleransi, menghormati keberagaman, dan tetap menjaga identitas sebagai seorang muslim,” pungkas Viki.

Baca juga:  Kedubes Singapura Gelar Bukber Bersama 100 Anak Yatim dan 30 Ulama Muda

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)