Ray Dalio di Pertemuan Istana Negara, Maret 2025. (Dok. Metro TV)
Riza Aslam Khaeron • 24 March 2025 14:35
Jakarta: Ray Dalio, seorang miliarder Amerika Serikat dan pendiri hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates, baru saja diumumkan sebagai anggota Dewan Penasihat Danantara.
Pengangkatan ini diumumkan secara resmi pada Senin, 24 Maret 2025, dalam konferensi pers yang dipimpin oleh Rosan Roeslani selaku CEO Danantara di Gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan. Dalio bergabung bersama nama-nama besar seperti Jeffrey Sachs, Helman Sitohang, F. Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra dalam dewan tersebut.
Keputusan ini memicu perhatian karena Dalio dikenal sebagai investor paling berpengaruh di dunia, dengan pengalaman lebih dari lima dekade di bidang keuangan global. Berikut pembahasan secara mendalam latar belakang kehidupan Ray Dalio, karier investasi, filosofi bisnis, serta kiprahnya di Danantara.
Latar Belakang dan Pendidikan Ray Dalio
Raymond Thomas Dalio lahir pada 8 Agustus 1949 di Jackson Heights, Queens, New York, Amerika Serikat. Ia adalah putra dari Marino Dallolio, seorang pemain klarinet dan saksofon jazz di Manhattan, dan Ann, seorang ibu rumah tangga.
Pada usia 12 tahun, Dalio mulai berinvestasi dengan membeli saham Northeast Airlines seharga 300 dolar dan berhasil melipatgandakan investasinya setelah maskapai tersebut bergabung dengan perusahaan lain. Ketertarikannya pada dunia keuangan semakin berkembang setelah bekerja sebagai caddy di The Links Golf Club, tempat ia berkenalan dengan banyak profesional Wall Street.
Dalio menyelesaikan gelar Bachelor of Science di bidang keuangan dari Long Island University (C.W. Post College) dan kemudian memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School pada 1973.
Karier Awal dan Pendirian Bridgewater Associates
Setelah menyelesaikan pendidikan di Harvard, Dalio memulai karier di dunia keuangan sebagai pedagang komoditas di Dominick & Dominick LLC. Di sini, ia mulai memahami dinamika pasar keuangan dan perdagangan internasional.
Pengalamannya di perusahaan ini membuka jalan untuk bergabung dengan Shearson Hayden Stone, salah satu perusahaan sekuritas terkemuka di Wall Street.
Pada 1975, Dalio mengambil langkah berani dengan mendirikan Bridgewater Associates dari sebuah ruangan kecil di apartemennya. Awalnya, perusahaan ini fokus pada manajemen risiko komoditas dan analisis pasar untuk klien korporat.
Terobosan besar terjadi ketika McDonald's mempercayakan Bridgewater untuk mengelola nilai sekuritas dan komoditas mereka. Kepercayaan ini menjadi titik balik bagi Bridgewater dan membuka pintu bagi klien besar lainnya.
Seiring waktu, Bridgewater terus berkembang. Pada awal 1980-an, Dalio memindahkan kantor Bridgewater ke Westport, Connecticut. Langkah ini diambil untuk memperluas jaringan dan menjangkau lebih banyak klien institusional, termasuk World Bank dan Eastman Kodak.
Pada 1990-an, Dalio meluncurkan strategi andalan Pure Alpha, yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan tinggi dengan memanfaatkan pergerakan makro global. Strategi ini mendapat respons positif dari pasar dan memperkuat posisi Bridgewater di industri hedge fund.
Dalio kemudian memperkenalkan strategi All Weather pada tahun 1996, yang dirancang untuk menghadapi ketidakpastian pasar dengan pendekatan risk parity. Strategi ini memungkinkan portofolio untuk tetap stabil meskipun pasar mengalami fluktuasi. Pada 2013, Bridgewater resmi diakui sebagai hedge fund terbesar di dunia dengan dana kelolaan mencapai 160 miliar dolar AS.
Filosofi Investasi dan Ketenaran Global
Dalio dikenal karena filosofi investasinya yang berbasis pada prinsip "radikal transparan" dan "radikal jujur" dalam pengelolaan perusahaan. Filosofi ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul “Principles: Life & Work” (2017), yang menjadi bestseller di The New York Times dan mendapat pujian dari pelaku industri keuangan.
Dalio juga dikenal karena pendekatan risk parity dalam investasi, yang memungkinkan portofolio untuk tetap stabil meskipun terjadi fluktuasi pasar. Bridgewater menggunakan strategi ini untuk menyeimbangkan risiko dan pengembalian di berbagai kelas aset seperti obligasi, ekuitas, dan komoditas.
Kiprah dalam Krisis Ekonomi Global
Ray Dalio mendapat pengakuan luas karena prediksinya atas krisis keuangan global 2007-2008. Bridgewater menjadi salah satu dari sedikit hedge fund yang mampu mencetak keuntungan di tengah kejatuhan pasar saham. Dalio berhasil memanfaatkan peluang ini dengan memperkuat posisi pada obligasi pemerintah, emas, dan komoditas lainnya.
Strategi ini membuat Bridgewater menghasilkan keuntungan sebesar 9,5% pada 2008, sementara sebagian besar hedge fund lainnya mengalami kerugian besar.
Penunjukan sebagai Anggota Dewan Penasihat Danantara
Pada Senin, 24 Maret 2025, Ray Dalio diumumkan sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Danantara. Dalam konferensi pers tersebut, Rosan Roeslani menyatakan bahwa proses pemilihan Dalio dilakukan melalui seleksi ketat.
"Alhamdulillah kami dibantu oleh headhunter dalam maupun luar negeri dalam pemilihan nama-nama ini. Harus melakukan interview satu per satu untuk memastikan bahwa tim yang ada ini bukan hanya expertise dan sesuai dengan bidangnya, tetapi memang mempunyai hati yang sama dengan kami. Salah satu tugas utamanya adalah pengabdian kepada negara dan bangsa yang kita cintai ini," ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta Selatan.
Penunjukan Dalio diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam pengelolaan investasi negara, terutama dalam menghadapi dinamika ekonomi global.
Kontroversi dan Pandangan Politik
Ray Dalio dikenal karena pandangannya yang kontroversial mengenai kapitalisme dan ketidaksetaraan ekonomi. Dalam wawancara dengan 60 Minutes pada 2019, Dalio menyebutkan bahwa ketidaksetaraan ekonomi di Amerika Serikat telah mencapai tingkat darurat nasional dan memerlukan reformasi besar-besaran.
Pada 2020, Dalio memperingatkan tentang "paradigma baru" dalam sistem ekonomi global, di mana ketidakstabilan politik dan ekonomi akan terus meningkat jika ketidaksetaraan tidak diatasi.
Dalio juga dikenal karena pandangannya yang positif terhadap ekonomi China. Ia menyatakan bahwa China memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi dominan di dunia.
Ray Dalio adalah salah satu investor paling berpengaruh di dunia dengan pengalaman panjang di industri keuangan global. Penunjukannya sebagai anggota Dewan Penasihat Danantara pada 24 Maret 2025 menegaskan pengakuan atas keahliannya dalam pengelolaan investasi.
Dengan pengalaman dan filosofi bisnisnya yang teruji, Dalio diharapkan dapat memberikan kontribusi strategis dalam memperkuat posisi Danantara di kancah ekonomi global.