Ilustrasi artificial intelligence. Foto: Istimewa.
Husen Miftahudin • 29 January 2025 08:37
San Fransisco: Mantan CEO Google Eric Schmidt menggambarkan kebangkitan DeepSeek sebagai 'titik balik' dalam persaingan kecerdasan buatan (AI) global.
Mengutip Xinhua, Rabu, 29 Januari 2025, Schmidt menekankan kemampuan Tiongkok untuk bersaing dengan Big Tech menggunakan sumber daya yang lebih sedikit menunjukkan perlunya Amerika Serikat (AS) untuk mengintensifkan upaya AI sumber terbuka.
Ia menyerukan peningkatan investasi dalam infrastruktur dan inisiatif AI seperti Stargate sambil mendesak laboratorium penelitian terkemuka untuk berbagi metodologi pelatihan mereka.
(Ilustrasi DeepSeek. Foto: dok DeepSeek)
Model terbaru Deepseek menggemparkan AS
DeepSeek merupakan perusahaan AI asal Tiongkok yang berdiri pada 2023. Pada Januari 2025, perusahaan tersebut merilis model terbarunya, DeepSeek-R1, yang telah menarik perhatian besar karena kemampuan penalarannya yang canggih.
Model tersebut dikatakan telah mencapai kinerja yang sebanding dengan sistem AI terkemuka, seperti ChatGPT milik OpenAI, tetapi dengan biaya pengembangan yang jauh lebih murah.
Peluncuran
DeepSeek-R1 telah mengirimkan gelombang kejutan melalui industri teknologi, menyebabkan penurunan yang signifikan pada harga saham perusahaan teknologi besar, termasuk Microsoft, Meta, dan Nvidia, pada Senin.
Schmidt menekankan pentingnya pengembangan sumber terbuka sebagai tindakan balasan terhadap kemajuan DeepSeek. Ia meminta AS untuk mendorong kolaborasi, mengembangkan solusi AI yang kompetitif, dan mengatasi dinamika persaingan AI global yang terus berubah.