BMKG Sebut Riau Masuk Masa Rawan Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan di Riau.

BMKG Sebut Riau Masuk Masa Rawan Karhutla

Media Indonesia • 25 July 2025 17:58

Riau: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya. Potensi itu menyusul puncak musim kemarau yang terjadi lebih awal dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

“Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus. Karena itu, Riau sedang dalam masa paling rawan terjadinya karhutla,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rapat koordinasi penanganan karhutla di Pekanbaru, Riau, Kamis, 24 Juli 2025.

Berdasarkan prakiraan iklim BMKG, curah hujan di wilayah Riau selama dasarian III Juli hingga dasarian I Agustus diprediksi berada pada kategori rendah, yaitu di bawah 50 mm, bahkan sebagian wilayah di bawah 20 mm. Curah hujan baru diperkirakan mulai meningkat pada dasarian II Agustus.

Baca: 

Kabut Asap Karhutla di Pekanbaru, Anak Sekolah Diimbau Pakai Masker


Kondisi kekeringan ini diperparah dengan terbatasnya pertumbuhan awan hujan. Sehingga memperkecil peluang pemadaman melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

“Hari ini awan sangat minim. Namun semalam, kami bersyukur bisa melakukan penyemaian hingga pukul 21.00 WIB untuk menabung air agar melembabkan lahan gambut,” ujar Dwikorita.

Dia menambahkan, potensi kebakaran lahan di Riau berada pada tingkat sangat tinggi sejak 23 hingga 24 Juli, menurun sementara pada 25 dan 26 Juli. Namun kembali meningkat pada akhir Juli.

BMKG juga mengingatkan agar data hotspot perlu dianalisis secara cermat. Ia menegaskan, sistem satelit dalam negeri seperti SiPongi lebih bisa diandalkan karena mampu membedakan tingkat kepercayaan titik panas dan memantau secara real-time.

“Tidak semua hotspot dari satelit luar negeri itu akurat. Bahkan ada yang hanya akibat refleksi panas permukaan, bukan dari kebakaran lahan,” jelas Dwikorita. 

Deputi Bidang Modifikasi Cuacai BMKG, Tri Handoko Seto, menambahkan bahwa TMAT (Tinggi Muka Air Tanah) di lahan gambut Riau saat ini sudah mencapai rata-rata 1 meter di bawah permukaan. Pihaknya menargetkan agar TMAT bisa naik dalam sepekan ke depan.

“Target kita dalam seminggu ke depan, TMAT bisa naik hingga di atas 40 cm. Ini penting agar lahan tidak mudah terbakar,” ujar Seto.

Seto menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki enam pesawat untuk operasi TMC yang akan dioptimalkan bekerja sama dengan BNPB. Dia menargetkan pesawat itu bisa menampung air pada 25 hingga 28 Juli.

"Karena awal Agustus nanti curah hujan kembali menurun,” tegas Seto. (MI/RK)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)