Keluarga Korban Operasi Narkoba Filipina Desak Rodrigo Duterte Bertanggungjawab

Warga menghadiri misa sebagai penghormatan kepada orang yang mereka cintai. Foto: Viory

Keluarga Korban Operasi Narkoba Filipina Desak Rodrigo Duterte Bertanggungjawab

Fajar Nugraha • 14 March 2025 11:05

Manila: Keluarga korban pembunuhan di luar hukum selama perang melawan narkoba yang digagas mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte berkumpul di Pemakaman La Loma, Quezon City, pada Rabu 13 Maret 2025. Warga menghadiri misa sebagai penghormatan kepada orang yang mereka cintai.

Rekaman menunjukkan seorang pendeta memberkati guci-guci, keluarga-keluarga berpegangan tangan dalam doa, dan mengambil bagian dalam komuni. Sebanyak 18 guci, berisi jenazah orang-orang yang terbunuh dalam operasi antinarkoba, ditempatkan di tempat peristirahatan terakhir mereka selama upacara.

Upacara tersebut berlangsung saat Duterte mendarat di Belanda untuk menghadapi dakwaan "kejahatan terhadap kemanusiaan" di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Perang melawan narkoba yang dilancarkan Duterte pada tahun 2016 telah mengakibatkan ribuan kematian. Sementara kelompok hak asasi manusia memperkirakan jumlah korbannya berkisar antara 6.000 hingga lebih dari 30.000 orang.

Meskipun kampanye tersebut dimaksudkan untuk mengekang penggunaan narkoba ilegal, namun hal itu mengakibatkan pembunuhan di luar hukum yang meluas. Banyak keluarga terus mencari pertanggungjawaban, terutama setelah penangkapan Duterte pada hari Senin di Manila, yang telah memperbarui seruan untuk keadilan.

Glenda, seorang ibu yang berduka, menceritakan keadaan yang menyedihkan dari kematian putranya.

"Pada sore hari, dia akan membeli rokok dan setelah menyeberang jalan, dia ditembak di kepala," kata Glenda, seperti dikutip dari Viory, Jumat 14 Maret 2025.

Dia mengakui penggunaan narkoba putranya tetapi bersikeras bahwa putranya adalah pengguna dan bukan penjual.

"Kita harus mendapatkan keadilan -dia (Duterte) perlu dipenjara dan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukannya terhadap korban pembunuhan di luar hukum karena dia telah membunuh banyak orang," tambahnya.

Meskipun ada tuduhan tersebut, Duterte telah membela perangnya melawan narkoba sementara para pendukungnya menyatakan penangkapannya 'bermotif politik'.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)