IHSG Masih Terkoreksi Tipis

Ilustrasi. Foto: dok MI.

IHSG Masih Terkoreksi Tipis

Ade Hapsari Lestarini • 21 February 2025 09:29

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka melemah tipis. IHSG sudah melemah sejak penutupan perdagangan kemarin.

Mengacu data RTI, Jumat, 21 Februari 2025, IHSG pukul 09.17 WIB turun 24,432 poin atau setara 0,38 persen ke posisi 6.762. Gerak IHSG sempat dibuka ke level 6.788.

Adapun IHSG sempat berada di level terendah yaitu 6.758. Sedangkan untuk level tertinggi adalah 6.806. Total volume saham yang telah diperdagangkan adalah 1,775 miliar senilai Rp1,597 triliun.

Pagi ini, tercatat 208 saham bergerak menguat. Sementara itu, sebanyak 225 saham melemah dan 171 saham lainnya stagnan. Sedangkan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11,733 triliun dengan frekuensi sebanyak 180.922 kali.

Tim analis Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah hari ini, karena sentimen negatif dari pasar AS dan regional.


Ilustrasi. Foto: Freepik

 

Baca juga: Dolar AS 'Dihajar Balik' 6 Mata Uang Utama Dunia
 

Wall Street anjlok


Saham-saham di Amerika Serikat (AS) yang diperdagangkan di bursa Wall Street, berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat.

Investor berfokus pada panduan penjualan Walmart yang lebih lemah dari perkiraan untuk tahun mendatang sehingga mengunci keuntungan. Menyusul rekor tertinggi indeks S&P 500 dalam dua sesi sebelumnya.

Melansir Xinhua, Jumat, 21 Februari 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 450,94 poin atau 1,01 persen menjadi 44.176,65. Sementara S&P 500 turun 26,63 poin atau 0,43 persen menjadi 6.117,52. Nasdaq Composite merosot 93,89 poin atau 0,47 persen menjadi 19.962,36.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan sektor keuangan dan konsumen diskresioner memimpin penurunan, masing-masing turun 1,55 persen dan 1,10 persen.

Di sisi positif, sektor energi dan real estat naik masing-masing 0,97 persen dan 0,69 persen.

Saham Walmart anjlok 6,5 persen setelah pengecer tersebut memperkirakan pertumbuhan penjualan sebesar tiga persen hingga empat persen pada tahun fiskal 2026 yang dimulai pada 1 Februari 2025, sementara prospek pendapatan fiskal 2026-nya tidak memenuhi ekspektasi analis.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)