Masyarakat Indonesia Didorong Tingkatkan Literasi Penanganan Anak Autis

Ilustrasi rumah sakit/Medcom.id

Masyarakat Indonesia Didorong Tingkatkan Literasi Penanganan Anak Autis

Media Indonesia • 29 March 2025 14:07

Jakarta: Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan masyarakat Indonesia perlu meningkatkan literasi dalam penanganan anak dengan autisme.

Diketahui autisme, atau Autism Spectrum Disorder (ASD), adalah gangguan neurodevelopmental yang memengaruhi jutaan individu di seluruh dunia.

"Rendahnya literasi kesehatan di Indonesia menjadi salah satu isu aktual yang memperumit penanganan autisme. Literasi kesehatan, yang mencakup kemampuan masyarakat untuk memperoleh, memahami, dan menggunakan informasi kesehatan secara efektif, masih tergolong rendah," kata Imran, Sabtu, 29 Maret 2025.

Menurut survei tahun 2022, hanya 38% penduduk Indonesia yang memiliki literasi kesehatan di atas rata-rata. Hal ini berdampak langsung pada kemampuan keluarga dan masyarakat untuk memahami autisme, mengenali gejalanya, serta mencari layanan yang sesuai.
 

Baca: Menkes Imbau Para Pemudik Istirahat Tiap 5 Jam Sekali

Berdasarkan data dari CDC, prevalensi global autisme adalah sekitar 1 dari 36 anak. Sementara dari WHO sendiri rata-rata seluruh dunia diperkirakan terdapat 1 dari 100 anak merupakan penyandang autis Di Indonesia, jumlah anak dengan autisme terus meningkat, dengan sekitar 2,4 juta anak dilaporkan mengalami gangguan spektrum autisme pada tahun 2024. 

Sementara itu, berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, diperkirakan sebanyak 2 dari 1.000 penduduk Indonesia merupakan penyandang autis, walaupun demikian berbagai penelitian menunjukan angka yang beragam. 

"Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan kesadaran diagnosis dan faktor lingkungan," ujarnya.

Hari Autisme Sedunia diperingati setiap tanggal 2 April. Untuk tahun 2025, tema yang diusung adalah Advancing Neurodiversity and the UN Sustainable Development Goals (SDGs). 

"Tema ini menyoroti pentingnya neurodiversitas dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, dengan fokus pada kebijakan inklusif yang mendorong aksesibilitas, kesetaraan, dan inovasi di berbagai sektor," pungkasnya.

(MI/M Iqbal Al Machmudi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)