Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan Aqeel Malik Sahib (paling kanan) di Kedubes Pakistan Jakarta. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 16 May 2025 01:58
Jakarta: Pakistan lebih mementingkan diplomasi dalam mengatasi ketegangan dengan India saat ini. Hal itu disampaikan oleh Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan Aqeel Malik Sahib saat ditemui di Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta.
Menteri Aqeel mengatakan bahwa pihaknya sedang menjajaki semua opsi hukum, dan semuanya ada di atas meja, dalam hal opsi hukum yang dapat digunakan terhadap India yang menyerang wilayah sipil Pakistan.
Namun salah satu hal yang menjadi perhatian Menteri Aqeel adalah pernyataan Presiden Bank Dunia Ajay Banga -,yang merupakan warga India,- mengatakan bahwa sebuah perjanjian, yang menjadi sumber pertikaian, yang sebenarnya menjadi sandaran hidup 240 juta warga Pakistan, sungai Indus, dan semua anak sungai lainnya.
“Jadi disadari bahwa ini adalah dokumen hukum internasional yang ditandatangani antara dua negara, yang telah bertahan dari tiga perang yang berbeda, dan telah difasilitasi oleh Bank Dunia pada tahun 1960-an. Sekarang, tentu saja, jalan hukum yang tersedia berdasarkan perjanjian itu sendiri, itu jelas ada di sana. Namun, tentu saja, India telah memilih untuk menundanya, atau menangguhkannya secara sepihak,” ujar Menteri Aqeel.
Presiden Bank Dunia telah mengatakan bahwa hal itu tidak dapat ditangguhkan, karena tidak ada ketentuan penangguhan dalam perjanjian itu sendiri. Istilah hukum yang digunakan India adalah menundanya, tetapi apa pun alasannya, atau imajinasi, hal ini tidak mungkin dilakukan berdasarkan mekanisme internasional, atau hukum internasional, atau tatanan berbasis aturan internasional, atau norma-norma. Tapi ada pilihan yang bisa diambil oleh Pakistan.
“Kami memilih diplomasi daripada hal lain saat ini. Saya pikir dunia telah melihat buktinya juga, melalui perilaku kami, melalui sikap kami, dari apa yang sebenarnya telah kami tunjukkan selama berbagai peristiwa ini, apakah itu diserang, diprovokasi,” tegas Menteri Aqeel.
“Jadi, saya pikir dalam beberapa hari mendatang, kita mungkin akan melihat ke mana arahnya, ke arah mana arahnya. Namun sejauh ini, kami cukup berharap dan kami positif. Kami berharap dapat menyelesaikan ini melalui dialog dan diplomasi,” imbuhnya.
Sementara itu, setelah serangan di Kashmir, Pakistan sudah mengambil tindakan, dan juga menawarkan semacam penyelidikan netral ke India. Namun apakah tawaran itu masih berlaku?
Masalahnya, menurut Menteri Aqeel adalah sejak 22 April, sejak insiden serangan Pahalgam yang malang ini terjadi, Pakistan telah mengutuknya. Menteri Aqeel telah menawarkan semua tingkat dukungan dalam menyelidiki ini dan mengungkap serangan teroris ini.
Pakistan bahkan telah menyatakan, penyelidikan internasional, penyelidikan yang tidak memihak, penyelidikan independen, penyelidikan yang akan diadakan untuk ini.
Dan tentu saja, ini sangat dihargai oleh semua mitra internasional Pakistani, komunitas internasional secara umum. Namun, tidak ada tanggapan. Tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak India.
“Kami ingin pihak India bersikap terbuka dalam hal ini, sehingga masyarakat internasional juga dapat melihat sendiri siapa yang bertanggung jawab atas hal ini,” pungkas Menteri Aqeel.