Kampung Industri Bisa Jadi Solusi Ketahanan Ekonomi Nasional

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Kampung Industri Bisa Jadi Solusi Ketahanan Ekonomi Nasional

Eko Nordiansyah • 21 January 2025 16:44

Jakarta: Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Prof Didin S Damanhuri mengatakan pemerintah membutuhkan tidak hanya upaya skala nasional tapi juga mengembangkan sektor perekonomian dari setiap wilayah. Hal ini demi mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen.

Kampung Industri yang digagas oleh Asprindo, lanjutnya, merupakan salah satu alternatif untuk menggerakkan perekonomian dari wilayah pedesaan untuk terus bertumbuh ke skala nasional, regional dan internasional. Kampung industri Asprindo saat ini, merupakan sebuah rintisan dalam mendongkrak ekonomi daerah.

"Dan juga sebagai gerakan mula untuk melawan arus industri besar. Dan jika ini menjadi gerakan nasional yang bisa ditopang oleh pemerintah, Kampung Industri ini akan menjadi jalur by pass untuk pergerakan yang lebih masif," kata Prof Didin dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Januari 2025.

Dengan skema produk unggulan local specific dari setiap daerah, nantinya akan naik kelas menjadi produk unggulan provinsi, selanjutnya skala nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan akan masuk skala regional dan internasional, maka diharapkan akan mampu mengimbangi industrialisasi asing.

"Produk asing itu boleh saja, selama memang pemerintah bisa selektif. Dan pada ujungnya, produk lokal akan mampu berkompetisi dan membentuk sinergi perdagangan antara produk lokal dengan asing," ucapnya.

Prof Didin mengemukakan, produk asing itu tidak semuanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, karena berbasis kebutuhan negara-negara tersebut. Jika produk lokal bisa dipacu untuk naik kelas, maka tak tertutup kemungkinan ini akan menjadi kunci bagi pergerakan ekonomi nasional.

"Ini bisa disebut dengan Nusantaranomics. Saat ini memang sudah ada yang baik tapi belum tersentuh digitalisasi dan teknologi modern. Di sinilah kemampuan untuk mengorkestrasi seluruh sumber daya ini menjadi harmoni ekonomi yang kuat," kata Prof Didin.
 

Baca juga: 

Bidik Pertumbuhan Ekonomi 8%, Indonesia Harus Perbaiki Tata Kelola



(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Dok istimewa)

Dukungan kementerian lembaga

Untuk mencapainya, ia menyatakan Asprindo harus proaktif meyakinkan seluruh komponen kementerian dan lembaga, salah satunya Bappenas. Hingga kini sudah dilakukan pertemuan awal untuk memasukkan Kampung Industri dalam program nasional sehingga diharapkan bisa mendapatkan dukungan pemerintah.

"Yang dibutuhkan Kampung Industri itu hanya dukungan. Kampung Industri itu tidak meminta anggaran negara, hanya membutuhkan dukungan akses ke market, perlindungan regulasi, dan kemudahan mendapatkan pembiayaan dari perbankan. Istilahnya Market Intelligence," ungkapnya.

Terpisah, Sekjen Asprindo Ana Mustamin menyatakan Kampung Industri merupakan program unggulan Asprindo yang sejak awal pendirian asosiasi sudah digagas. Kampung Industri adalah sebuah kawasan yang melibatkan mulai dari pelaku usaha kecil dan mikro hingga pengusaha Asprindo.

"Targetnya setiap DPW Asprindo bisa punya Kampung Industri. Bisa di sektor pertanian, perikanan, peternakan, atau pariwisata. Dan tak hanya Bappenas saja, kami juga akan bertemu dengan kementerian lainnya. Seperti Kementerian Desa, Kementerian UMKM, Kementerian Perdagangan, KKP," tuturnya.

Tahun ini, sudah ada rintisan yang bisa menjadi pilot project. Misalnya Kampung Industri Perikanan yang sudah dirintis di wilayah Kalimantan Timur diharapkan bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain seperti daerah pesisir, wilayah Sulawesi, Maluku, atau Papua.

Ana juga berharap pemerintah bisa mendukung dalam hal regulasi untuk memberikan kepastian hukum kepada para pelaku usaha yang masuk ke dalam Kampung Industri tersebut. Selain itu, Kampung Industri diharapkan bisa membantu mensubstitusi bahan baku industri impor.

"Dengan kampung ini para pelaku usaha kecil dan menengah yang belum memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara nasional, bisa bergabung dan menggunakan manajemen terintegrasi dalam menyokong kemandirian industri. Intinya ini adalah gotong royong," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)