Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalagewa. Foto: CSIS/YouTube
Fajar Nugraha • 16 April 2025 11:55
Jakarta: Mantan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa menyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 merupakan bukti nyata dari kepemimpinan transformasional negara-negara Global South.
Marty menilai bahwa konferensi tersebut bukan hanya simbol sejarah, melainkan sebuah momen strategis yang mengubah lanskap politik dunia.
"Para pemimpin 1955 tidak hanya hadir untuk seremoni. Mereka hadir untuk mempengaruhi dan mengubah tatanan dunia yang tidak adil," ujar Marty dalam pidatonya pada peringatan 70 tahun KAA di Jakarta, Rabu 16 April 2025.
Menurutnya, Konferensi Bandung telah melahirkan semangat non-blok, solidaritas Global South, dan perlawanan terhadap dominasi ideologi besar dunia. Ia menyebut keberanian para pemimpin masa itu sebagai sesuatu yang langka dalam diplomasi modern.
"Bandung adalah contoh diplomasi yang berani. Ia tidak menunggu dunia berubah, tapi mendorong perubahan itu sendiri," tambahnya.
Marty menyesalkan bahwa banyak peringatan diplomatik saat ini cenderung seremonial dan kehilangan substansi. Ia menyerukan agar generasi pemimpin saat ini belajar dari warisan keberanian, idealisme, dan visi pemimpin Global South era 1950-an.
(Muhammad Reyhansyah)