Dedi Mulyadi mengganti nama Gedung Negara di Kota Cirebon, dengan nama Bale Jaya Dewata. Metrotvnews.com/ Ahmad Rofahan
Cirebon: Sejumlah budayawan dan sejarawan di Kota Cirebon tersinggung dengan langkah Dedi Mulyadi mengganti nama Gedung Negara di Kota Cirebon, dengan nama Bale Jaya Dewata.
Para sejarawan dan budayawan ini menganggap Dedi Mulyadi tidak menggunakan tata krama ketimuran yang seharusnya dipakai oleh seorang pemimpin rakyat.
Perwakilan budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat, mengatakan tidak ada pemberitahuan sama sekali kepada para sejarawan atau budayawan di Kota Cirebon, terkait dengan penggantian nama salah satu gedung bersejarah di Kota Cirebon ini.
Menurut Jajat ini merupakan salah satu bentuk arogansi dari Dedi sebagai Gubernur Jawa Barat. Karena menurut Jajat, seharusnya ada komunikasi yang dibangun dengan sejarawan, budayawa atau masyarakat lokal terkait hal tersebut.
"Kami tidak pernah diajak komunikasi atau diajak sumbang saran, terkait dengan pergantian nama tersebut," kata Jajat, Rabu, 30 April 2025.
Bahkan ujar Jajat, dirinya baru mengetahui terkait pergantian nama tersebut, dari budayawan lainnya. Itupun kata Jajat, plang nama gedung yang akan digunakan sebagai Kantor Gubernur ini sudah berubah menjadi Bale Jaya Dewata.
Jajat membenarkan jika gedung negara tersebut merupakan wewenang dari Provinsi Jawa Barat. Namun yang seharusnya difahami oleh Dedi Mulyadi, wilayah bangunan ini berada di Kota Cirebon.
Sehingga seharusnya, warga Kota Cirebon ikut dilibatkan dalam perumusan dan usulan nama pengganti dari gedung negara itu.
"Gampangnya gini, mau nggak rumahnya Dedi Mulyadi diacak-acak oleh orang lain tanpa izin?. Begitu juga kami, ini wilayah Cirebon, kami dianggap apa oleh Dedi?," kata Jajat.
Menurut Jajat, Cirebon juga memiliki marwah, yang seharusnya Dedi sebagai Gubernur Jawa Barat, memahami hal tersebut. Bahkan Jajat menyebut, Dedi Mulyadi memaksakan kehendak dalam perubahan nama gedung ini.
"Ada arogansi Dedi Mulyadi terhadap perubahan nama gedung negara ini. Dia terlalu memaksakan kehendak," kata Jajat.