Rusia Siap Bantu Iran Singkirkan Kelebihan Bahan Bakar Nuklir

Rusia siap bantu Iran menyingkirkan kelebihan bahan bakar nuklir. Foto: Anadolu

Rusia Siap Bantu Iran Singkirkan Kelebihan Bahan Bakar Nuklir

Fajar Nugraha • 12 June 2025 10:08

Moskow: Kremlin pada Rabu mengatakan Rusia siap untuk membantu Iran menyingkirkan kelebihan bahan bakar nuklir dari negara tersebut jika pihak-pihak yang terlibat dalam masalah program nuklir Iran menganggapnya perlu.

"Jika perlu, jika para pihak menganggapnya perlu, Rusia akan siap memberikan layanan tersebut," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan selama pengarahan sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang apakah bantuan potensial Moskow pada program nuklir Iran telah dibahas dengan Teheran dan Washington.

“Rusia berhubungan terus-menerus dengan Iran dan topik tersebut telah dibahas dengan formulasi yang tepat seperti ini selama panggilan telepon terakhir Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden AS Donald Trump,” ujar Peskov, seperti dikutip Anadolu, Kamis 12 Juni 2025.

Putin dan Trump melakukan panggilan telepon pada hari Rabu lalu dan membahas berbagai isu internasional, dengan penekanan pada "situasi yang agak macet" dalam pembicaraan antara Iran dan AS mengenai program nuklir Teheran, menurut ajudan presiden Rusia, Yury Ushakov.

Sebelumnya pada hari Rabu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow siap membantu dalam masalah ini baik secara politik maupun praktis, dan bahwa momen untuk mencapai kesepakatan "tidak sepenuhnya terlewatkan."

"Sekarang perlu untuk melipatgandakan upaya guna mencapai, meskipun bersifat sementara, tidak menyeluruh, tetapi tetap merupakan solusi untuk masalah yang terkait dengan rezim sanksi dan isu-isu yang diajukan oleh lawan-lawan Iran terhadapnya. Terutama karena kesiapan Teheran untuk melakukan dialog semacam itu terlihat jelas," kata Ryabkov.

Sejak April, Teheran dan Washington telah terlibat dalam lima putaran negosiasi nuklir tidak langsung di Muscat dan Roma, yang dimediasi oleh Oman. Sementara kedua belah pihak telah mengakui beberapa kemajuan, terobosan yang menentukan belum tercapai.

Yang memperumit pembicaraan adalah desakan AS agar Iran membongkar program pengayaan uraniumnya, sebuah tuntutan yang oleh para pejabat senior Iran, termasuk Menteri Luar Negeri dan kepala negosiator Abbas Araghchi, disebut sebagai "tidak dapat dinegosiasikan."

Trump telah mengancam tindakan militer terhadap Iran jika perjanjian nuklir baru tidak dicapai untuk menggantikan kesepakatan nuklir 2015, yang ditarik Washington pada tahun 2018.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)