Kota Sukabumi Siap Siaga Hadapi Dampak Kemarau

Iustrasi--Lahan pertanian padi alami kekeringan. (MGN/Nur Soli)

Kota Sukabumi Siap Siaga Hadapi Dampak Kemarau

Media Indonesia • 10 June 2025 16:02

Sukabumi: Status siaga darurat bencana hidrometerologi di Kota Sukabumi, Jawa Barat, resmi berakhir pada 31 Mei 2025. Kini Kota Sukabumi tengah bersiap untuk menghadapi potensi dampak kemarau.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, menjelaskan surat keputusan (SK) siaga darurat banjir dan tanah longsor telah berakhir setelah diberlakukan sejak Oktober 2024. Saat ini, kata Novian, sedang dibahas menghadapi potensi dampak kemarau.

"Untuk SK siaga darurat bencana cuaca ekstrem sudah berakhir per 31 Mei 2025. Sekarang kami siap siaga menghadapi potensi kekeringan," kata Novian, Selasa, 10 Juni 2025.

Saat ini, kata dia, BPBD sedang mempersiapkan draf SK siaga kekeringan. Drafnya akan mengikuti SK yang diberlakukan Pemprov Jabar karena sudah lebih dulu menetapkan status siaga kekeringan.

"SK-nya sedang dalam proses," ujar dia.

Baca: 

Pemprov Kalteng Deteksi Dini Karhutla


Novian menjelaskan dampak kemarau di Kota Sukabumi biasanya terjadi pada krisis air, termasuk minimnya pasokan air untuk lahan pertanian. Selain itu, potensi kebakaran lahan patut diwaspadai.

"Kami tentu berkoordinasi lintas sektor untuk siaga bencana kekeringan ini," jelas Novian. 

Secara administratif, Kota Sukabumi terbagi menjadi 33 kelurahan yang tersebar di 7 kecamatan. Dari 7 kecamatan, beberapa wilayah diwaspadai rawan berpotensi terdampak kemarau.

"Untuk sementara, wilayah yang kami waspadai rawan kekeringan itu yakni wilayah Kecamatan Lembursitu, Baros, dan Cibeureum," ungkap dia.

BPBD terus memonitoring kondisi di lapangan terhadap potensi kekeringan. Langkah itu merupakan upaya mitigasi kebencanaan sehingga bisa diantisipasi sejak dini.

"Sampai saat ini kami masih monitor kondisi di lapangan. Belum ada laporan yang terdampak karena kondisi cuaca masih beranomali," pungkasnya. (MI/Benny B)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)