Wakil Presiden Swiss dan Anggota Dewan Federal Swiss Guy Parmelin mengunjungi Indonesia. Foto: Instagram
Jakarta: Anggota Dewan Federal Swiss Guy Parmelin melakukan kunjungan di Indonesia pada 30 September 2025 hingga 3 Oktober 2025. Sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Swiss ini memboyong delegasi bisnis untuk memaksimalkan kerja sama dengan Indonesia.
Metrotvnews.com berkesempatan melakukan wawancara tertulis dengan Parlemin. Berikut isi dari wawancara tersebut:
1. Saat Anda mengunjungi Indonesia, apa saja bidang kolaborasi utama yang paling ingin Anda jajaki dalam memperkuat kemitraan antara Swiss dan Indonesia?
Kami bertujuan untuk memperkuat kerja sama kami dengan Indonesia, membangun kemitraan yang telah ada yang selaras dengan visi "Asta Cita" Indonesia. Melalui program pembangunan ekonomi Swiss dan dengan keterlibatan yang kuat dari sektor swasta kami, kami mendukung tujuan pembangunan utama Indonesia.
Selama kunjungan saya ke Jakarta, saya akan, bersama dengan pemerintah Indonesia, meluncurkan fase baru program ini, yang berkontribusi pada transformasi Indonesia menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan, tangguh, dan kompetitif. Misalnya, Swiss telah berpartisipasi dalam memodernisasi kurikulum politeknik Indonesia agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri dan memperkuat pendidikan.
Kami juga melihat potensi besar untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. Sejak 2021, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-EFTA telah membuka peluang baru dengan menghapus sebagian besar tarif. Saya didampingi oleh beberapa perusahaan Swiss yang membawa teknologi canggih dan ingin memperluas kehadiran mereka.
2. Selagi Indonesia dan Swiss bersiap merayakan 75 tahun hubungan bilateral, bidang kerja sama apa yang Anda lihat memiliki potensi terbesar untuk masa depan?
Swiss sangat senang dengan hubungannya yang kuat dan erat dengan Indonesia, yang dibangun di atas rasa saling percaya dan kekuatan yang saling melengkapi. Menjelang perayaan 75 tahun hubungan diplomatik pada tahun 2026, saya melihat potensi besar dalam menggabungkan keahlian Swiss dalam inovasi dengan dinamisme dan pasar Indonesia yang berkembang pesat. Kita saling belajar.
Salah satu bidang di mana kemitraan ini dapat berkembang lebih jauh adalah ketahanan energi dan proyek transisi hijau – bidang-bidang di mana Swiss dan Indonesia saling melengkapi. Dalam semangat ini, kami bersama-sama menyelenggarakan konferensi tentang infrastruktur berkelanjutan di Jakarta Jumat ini. Swiss memiliki pengalaman puluhan tahun dalam teknologi terbarukan, efisiensi energi, dan manajemen jaringan, sementara Indonesia menawarkan sumber daya alam yang melimpah dan visi yang berani untuk memperluas bauran energi terbarukannya.
3. Ilmu hayati dan layanan kesehatan sering dianggap sebagai bidang yang menarik untuk kolaborasi antara Swiss dan Indonesia. Adakah ide atau inisiatif segar yang ingin Anda lihat terwujud di bidang ini?
Sebagai pusat utama farmasi, bioteknologi, litbang, dan inovasi, perusahaan-perusahaan Swiss telah memberikan kontribusi penting bagi sistem pelayanan kesehatan Indonesia. Mereka bersedia membantu membangun sistem yang memberikan hasil yang luar biasa bagi pasien sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi. Perusahaan-perusahaan kami siap bekerja sama dengan pemerintah – misalnya, dengan memperluas akses ke solusi medis inovatif.
4. Selain yang sudah ada, adakah peluang lain yang dapat diajukan Swiss untuk memperdalam kemitraan strategisnya dengan Indonesia?
Hubungan kami dengan Indonesia telah berkembang sangat positif selama bertahun-tahun, dan saya terkesan dengan luasnya cakupan kerja sama kami. Tujuan saya dalam kunjungan ini adalah untuk memberikan momentum baru bagi kemitraan kami.
Saya terkesan dengan kontribusi sekitar 150 perusahaan Swiss yang aktif di Indonesia. Mereka menghadirkan inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi pelopor dalam tanggung jawab sosial perusahaan di bidangnya masing-masing.
Di saat yang sama, Swiss mendukung UKM Indonesia dalam mengekspor ke Eropa, termasuk ikan dan makanan laut, kayu olahan, dan bahan-bahan alami. Kami juga melihat potensi yang belum dimanfaatkan di sektor logam dan mineral. Indonesia menawarkan sumber daya alam yang kaya dan tenaga kerja yang sangat terampil, sementara Swiss berperan sebagai pusat global untuk perdagangan komoditas. Secara lebih luas, keberlanjutan adalah benang merah yang menghubungkan semua upaya bersama kita.
5. Bagaimana Anda melihat perubahan geopolitik terkini memengaruhi perekonomian dunia saat ini?
Dinamika geopolitik global sedang membentuk kembali cara negara-negara mendekati perdagangan. Sistem perdagangan global berbasis aturan telah berada di bawah tekanan selama beberapa waktu, dan hal ini menimbulkan tantangan bagi ekonomi terbuka seperti Swiss.
Respons kami adalah memperkuat jangkauan kami, mengembangkan hubungan kami dengan mitra untuk melakukan diversifikasi dengan cara yang membuat kami lebih tangguh – sambil terus menjunjung tinggi perdagangan yang berbasis pada aturan dan keadilan. Kebijakan ekonomi luar negeri Swiss bertumpu pada kemitraan tepercaya di seluruh kawasan. Dalam konteks ini, kerja sama kami dengan Indonesia menjadi lebih relevan dari sebelumnya. Bersama-sama, kita dapat secara aktif memajukan dan memperkuat sistem perdagangan multilateral.
6. Apakah Anda merasa situasi saat ini telah memengaruhi cara orang-orang dari Swiss dan Indonesia terhubung? Dan di mana Anda melihat peluang terbesar untuk mempererat hubungan antar-masyarakat tersebut?
Meskipun jarak geografisnya berjauhan, pertukaran antar negara kita sangat dinamis. Sekitar 1.000 warga negara Swiss tinggal di Indonesia, banyak di antaranya di Bali, sementara semakin banyak orang Indonesia yang menjadikan Swiss sebagai rumah mereka. Pariwisata juga berkembang pesat, dengan semakin banyak pengunjung dari kedua belah pihak yang menemukan keindahan alam dan kekayaan budaya kedua negara. Diplomasi budaya tetap menjadi penghubung yang kuat. Apresiasi kami saling menguntungkan.
7. Kerja sama seperti apa yang menurut Anda dapat lebih mengembangkan bidang-bidang seperti pendidikan dan pariwisata?
Pendidikan dan pariwisata telah lama menjadi jembatan penting antara Swiss dan Indonesia. Sekitar 50 tahun yang lalu, Swiss mendukung pembentukan Polman Bandung dan NHI, membantu memperkuat pengembangan keterampilan bagi pemuda Indonesia. Saya berharap dapat mengunjungi Bandung selama kunjungan saya.
Di bidang pendidikan tinggi, Beasiswa Unggulan Pemerintah Swiss memungkinkan mahasiswa dan peneliti Indonesia yang berbakat untuk melanjutkan studi dan penelitian lanjutan di universitas-universitas Swiss. Terdapat hubungan penting antara universitas dan Universitas Ilmu Terapan.
Di bidang pariwisata, Swiss dan Indonesia memiliki kepentingan yang sama dalam mempromosikan kualitas dan keberlanjutan. Contoh konkretnya adalah kerja sama dengan Politeknik Pariwisata di Lombok, di mana Swiss, melalui Kementerian Pariwisata yang saya pimpin, telah mendukung program pelatihan di bidang perhotelan.
8. Adakah bidang kerja sama pertahanan tambahan yang mungkin dijajaki Swiss dengan Indonesia?
Kolaborasi kami berfokus pada bidang-bidang di mana Swiss memiliki keahlian khusus dan memiliki kepentingan yang sama dengan Indonesia. Saya senang mengetahui bahwa Swiss mendukung Indonesia dalam prioritas utama pemerintah, seperti peningkatan ketahanan energi dan pangan.
Contoh lainnya adalah manajemen risiko bencana dan bantuan kemanusiaan. Saat ini, para ahli Swiss bekerja sama erat dengan rekan-rekan mereka di Indonesia dalam sistem peringatan dini, pemetaan risiko, dan kesiapsiagaan darurat – termasuk upaya di Cianjur pada tahun 2022 dan baru-baru ini di sekitar Gunung Semeru. Saya yakin hal ini dengan jelas menggambarkan kepercayaan dan solidaritas yang kuat antara kedua negara kita.