Korsel Sebut Korea Utara Miliki hingga 2.000 Kg Uranium Tingkat Tinggi

Rudal balistik Korea Utara yang bisa dilengkapi hulu ledak nuklir. Foto: Yonhap

Korsel Sebut Korea Utara Miliki hingga 2.000 Kg Uranium Tingkat Tinggi

Muhammad Reyhansyah • 26 September 2025 21:17

Seoul: Menteri Unifikasi Korea Selatan Chung Dong-young memperingatkan bahwa Korea Utara diperkirakan memiliki hingga 2.000 kilogram uranium yang telah diperkaya pada tingkat tinggi. Angka tersebut cukup untuk memproduksi puluhan bom nuklir, menurut perkiraan para ahli yang ia kutip dalam konferensi pers, Kamis, 25 September 2025.

“Hal ini mendesak untuk dihentikan. Bahkan saat ini, sentrifugal uranium di empat lokasi di Korea Utara kemungkinan masih berjalan dan terus menambah bahan nuklir,” kata Chung.

Ia menambahkan, 10 hingga 12 kilogram uranium saja sudah cukup untuk membuat satu bom.

Chung menilai sanksi internasional tidak lagi efektif membujuk Pyongyang menghentikan program nuklir. Sebagai gantinya, ia menekankan pentingnya dimulainya kembali dialog antara Amerika Serikat dan Korea Utara sebagai “terobosan” bagi kebuntuan denuklirisasi.

“Lebih baik jika pembicaraan tersebut segera terlaksana,” ujar Chung.

Melansir dari Yonhap News, Jumat, 26 September 2025, komentar itu muncul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam pidato terbaru menyatakan kesediaannya berdialog dengan Washington, asalkan tuntutan lama soal denuklirisasi dihapus. Presiden AS Donald Trump bulan lalu juga menyampaikan harapan bertemu Kim tahun ini, dengan spekulasi pertemuan dapat berlangsung di sela KTT APEC di Gyeongju pada akhir Oktober.

Meski Pyongyang menolak reunifikasi dan menutup peluang dialog dengan Seoul, pemerintahan Lee Jae Myung menegaskan komitmen pada perdamaian melalui diplomasi. Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB, Lee menyerukan diakhirinya era permusuhan di Semenanjung Korea dan menegaskan bahwa Seoul tidak berniat melakukan tindakan bermusuhan.

Dalam wawancara dengan BBC, Lee juga menyebut pembekuan program nuklir Korut jika dicapai melalui kesepakatan Trump dan Kim dapat diterima sebagai “alternatif realistis” menuju denuklirisasi penuh.

Chung mengungkapkan kementeriannya tengah berdiskusi dengan Kementerian Pertahanan untuk menangguhkan latihan tembak-menembak dan latihan lapangan di sekitar Zona Demiliterisasi (DMZ).

“Adil untuk menghentikan latihan tersebut bahkan sebelum pemulihan kesepakatan 19 September,” ujarnya, merujuk pada pakta yang sebelumnya ditujukan mengurangi ketegangan perbatasan.

Ia juga menolak kemungkinan membawa dua tentara Korea Utara yang tertangkap pasukan Ukraina ke Korea Selatan, karena Kiev disebut keberatan dengan langkah tersebut.

Chung menegaskan kembali bahwa meski Korea Utara dan Selatan diakui secara internasional sebagai dua negara, hal itu tidak berarti perpecahan bersifat permanen. “Tujuan akhir tetap unifikasi,” pungkas Chung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)