BMKG: Potensi Gelombang Tinggi 2 Meter di Natuna dan Bintan hingga 24 Oktober

Batam: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca maritim untuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang berlaku mulai Selasa, 21 Oktober 2025 hingga Jumat, 24 Oktober 2025. BMKG mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, dan operator kapal untuk mewaspadai potensi gelombang laut mencapai dua meter di sejumlah wilayah perairan Kepri.

Pada Selasa, 21 Oktober 2025, gelombang laut dengan ketinggian hingga 1,8 meter berpotensi terjadi di Perairan Kepulauan Anambas, Natuna, Karimun, Bintan, dan Tambelan. Kondisi tersebut tergolong kategori sedang dan dapat memengaruhi aktivitas pelayaran kapal berukuran kecil.

Kemudian pada Rabu, 22 Oktober 2025, BMKG mencatat adanya peningkatan tinggi gelombang hingga 2,0 meter di sejumlah perairan, antara lain Natuna, Anambas, Batam, Bintan, Lingga, dan Tambelan. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pelaku transportasi laut dan nelayan yang beraktivitas di sekitar wilayah tersebut.

Sementara itu, pada Kamis, 23 Oktober 2025, tinggi gelombang diperkirakan sedikit menurun menjadi sekitar 1,6 meter. Potensi gelombang sedang masih terjadi di perairan Natuna, Anambas, Subi, Tambelan, dan Lingga.

BMKG mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan kondisi cuaca laut yang berpotensi berubah cepat akibat dinamika atmosfer di wilayah perairan Kepri.

“Kami mengimbau para nelayan dan operator kapal untuk selalu memperhatikan informasi cuaca terbaru dari BMKG sebelum berlayar. Kapal kecil sebaiknya menunda perjalanan apabila tinggi gelombang diperkirakan melebihi 1,5 meter,” ujar BMKG Kepri M. Brian dalam keterangannya, Senin, 20 Oktober 2025.

BMKG menerangkan bahwa perubahan pola angin dan tekanan udara di sekitar Laut Natuna dan Laut Cina Selatan turut memicu peningkatan tinggi gelombang secara lokal di perairan Kepri. BMKG mengingatkan agar seluruh pelaku pelayaran, memantau pembaruan prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG, menyiapkan alat keselamatan seperti pelampung, radio komunikasi, dan lampu sinyal sebelum berlayar.

Kemudian, menghindari aktivitas di laut lepas ketika kondisi gelombang mencapai kategori sedang hingga tinggi. Dengan kondisi cuaca yang masih fluktuatif, masyarakat diimbau tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas berisiko tinggi di perairan terbuka. Hendri Kremer/HK